Sport  

Penerapan sistem informasi data terpadu jadi fokus program PB FAJI

Jakarta (ANTARA) –

Penerapan sistem informasi data terpadu menjadi salah satu fokus program kerja Pengurus Besar Federasi Arung Jeram Indonesia (PB FAJI) pada 2024.

 

Dalam keterangan tertulis yang diterima ANTARA di Jakarta, Jumat, Wakil Ketua Umum PB FAJI, Amalia Yunita, di sela Rapat Kerja Nasional (Rakernas) FAJI, membeberkan pada tahun ini FAJI akan mulai membereskan pendataan seluruh stakeholder berbasis aplikasi.

 

Pendataan itu bukan hanya untuk seluruh atlet atau pelatih arung jeram yang ada di Indonesia, tetapi juga diperuntukkan bagi wasit, pemandu, operator, assesor, auditor, dan jadwal kompetisi.

 

Ia mencontohkan, wasit Indonesia yang sering diminta untuk tampil di turnamen internasional dan bukan hanya sebagai dewan juri tetapi juga sebagai assesor, seperti di Kejuaraan Sungai Kampar, Malaysia pada waktu yang lalu.

 

“Indonesia punya 800 orang wasit, kalau tidak tersimpan dalam basis data tentu akan sulit untuk mencari kriteria wasit yang sesuai,” kata perempuan tersebut.

 

Lebih lanjut dia membeberkan,data atlet dan pelatih juga masuk dalam basis data sebagai data awal oleh Bidang Pembinaan Prestasi guna menjadi sumber informasi yang nantinya akan diurut peringkatnya.

 

Hal itu dilakukan, karena sesuai kebijakan Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) Pusat, hanya atlet nasional yang bisa diberangkatkan ke event internasional, sehingga basis data menjadi penting untuk mempermudah proses tersebut.

 

Ia menambahkan, saat ini FAJI sedang mengembangkan kalender kompetisi di level regional Asia, guna mendorong cabang olahraga arung jeram bisa masuk ke dalam multievent internasional seperti SEA Games atau Asian Games.

 

Mengenai rencana kompetisi level Asia itu, FAJI sudah membahasnya dengan federasi arung jeram Malaysia dan Australia beberapa waktu lalu.

 

Selain untuk kebutuhan internal, basis data juga penting untuk membantu pemerintah menangani dampak bencana seperti banjir yang kerap melanda Jakarta.

 

Melalui basis data, tambah Amalia, FAJI bisa lebih cepat mengetahui akan menurunkan berapa unit dan mengambil dari wilayah mana saja, agar bisa membantu pemerintah menangani dampak banjir.

 

Pewarta: Donny Aditra
Editor: Teguh Handoko
Copyright © ANTARA 2024



Source link

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *