Juara Italian Open dua kali itu berusaha melengkapi gelar pertamanya di Madrid pekan lalu dengan trofi ketiga di Roma, yang akan membuatnya menjadi petenis ketiga yang juara di Roma dan Madrid dalam tahun yang sama.
Swiatek satu langkah lebih dekat menuju tujuan itu dengan kemenangan keempatnya atas Putintseva yang semuanya terjadi dalam dua set langsung.
Namun, pertandingan selama satu jam 46 menit itu merupakan kemenangan terberatnya. Putintseva berulang kali sukses memukul drop shot khasnya dan mempertahankan empat poin untuk memimpin 5-1 pada set kedua.
“Dia lawan yang tangguh karena dia banyak mengubah ritme,” kata Swiatek seperti dilaporkan WTA. “Dia punya sentuhan yang bagus. Saya rasa itulah yang membuatnya sulit.”
Baca juga: Nadal kalah di tangan Hurkacz pada babak kedua Roma
Meskipun Putintseva merepotkan petenis peringkat satu dunia itu, pertandingan ini akhirnya menunjukkan dominasi head-to-head Swiatek.
“Saya hanya ingin tetap pada ‘permainan solid’ saya dan menyeimbangkan risikonya,” ujar Swiatek. “Saya pikir saya bisa melakukannya dengan baik.”
Hanya dua petenis yang menjuarai Madrid dan Roma dalam tahun yang sama. Pada 2009, tahun pertama Madrid digelar pada level WTA 1000, Dinara Safina menyapu bersih kedua turnamen tersebut.
Empat tahun kemudian, Serena Williams mengikuti jejak Safina. Petenis Amerika itu tertinggal 6-0 pada set kedua perempat final Madrid dari Anabel Medina Garrigues, namun akhirnya menang 6-3, 0-6, 7-5.
“Memenangi pertandingan berikutnya ada dalam radar saya,” kata Swiatek.
Baca juga: Thiem umumkan pensiun akhir musim 2024
Pewarta: Arindra Meodia
Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2024