Hal ini dikatakan Sagnol karena ia merasa tekanan berada di pihak Turki sebagai negara yang tampil keenam kalinya di Euro tahun ini.
Georgia menjadi satu-satunya tim debutan di Euro 2024 setelah mereka lolos melalui perjuangan babak play-off menyingkirkan juara edisi 2004 Yunani.
“Ini pertandingan pertama kami, tapi ini juga pertandingan pertama Turki, dan saya yakin tekanan mereka lebih besar dari kami,” kata Sagnol, dilansir dari laman resmo UEFA, Selasa.
Sagnol membawa skuad Georgia yang nantinya akan dipimpin bintang Napoli Khvicha Kvaratskhelia yang saat ini memiliki 30 caps dengan 15 gol dan delapan asis.
Baca juga: Montella tegaskan Turki bidik kemenangan ketika hadapi Georgia
Jika melihat lawan-lawan di Grup F yang diisi kontestan yang semuanya berada di peringkat di atas timnya yang berada di peringkat 75 dunia, di bawah Turki di peringkat 40 dunia, Republik Ceko di peringkat 36 dunia, dan Portugal di peringkat enam dunia, Sagnol merasa cukup percaya diri Georgia dapat “berada di sini untuk waktu lama” di Euro.
“Jika berbicara tentang kekuatan Turki, kami bisa berada di sini untuk waktu yang lama, karena mereka memiliki banyak pemain bagus dengan kemampuan teknis yang hebat. Ini akan menjadi tantangan besar bagi kami,” kata legenda Bayern Muenchen itu.
Lebih lanjut, Sagnol mengatakan setelah memastikan lolos ke Euro 2024, ia dan timnya merasa seperti menjalani mimpi.
Oleh karena itu, menurutnya mimpi pasukan Jvarosnebi (tentara salib) “harus berakhir pada titik tertentu” dan tidak hanya sebatas sebagai “anak bawang” di pergelaran empat tahunan antar negara Eropa saja.
Baca juga: Turki vs Georgia: Ambisi “Bintang Bulan Sabit” diuji tim debutan
Pewarta: Zaro Ezza Syachniar
Editor: Hernawan Wahyudono
Copyright © ANTARA 2024