Melalui digitalisasi model bisnis ini, proses administrasi jadi lebih mulus (seamless), kualitas data meningkat, dan kualitas layanan pun meningkat.
Jakarta (ANTARA) – Badan Usaha Milik Negara PT Reasuransi Indonesia Utama (Persero) atau “Indonesia Re” mengembangkan platform digital terintegrasi bernama RIU Connect, untuk meningkatkan efektivitas dan efisiensi transaksi bisnis serta pertukaran data antara perusahaan asuransi mitra.
“RIU Connect membuat waktu kita menjadi lebih efisien juga membangun kepercayaan yang lebih kuat bagi dua belah pihak, karena bisa dipastikan minim risiko terjadi perbedaan data,” kata Direktur Pengembangan dan Teknologi Informasi Indonesia Re Beatrix Santi Anugrah dalam siaran pers di Jakarta, Jumat.
Kepala Divisi Teknologi Informasi Indonesia Re Allan Prakosa menjelaskan, host-to-host RIU Connect ditujukan untuk menyempurnakan tahapan pengembangan layanan depan (front service) untuk penerimaan, penyampaian klaim bisnis, dan proses pembayaran keuangan dengan menggunakan sistem digital, payment gateway.
“Melalui digitalisasi model bisnis ini, proses administrasi jadi lebih mulus (seamless), kualitas data meningkat, dan kualitas layanan pun meningkat,” kata Allan.
Pengembangan RIU Connect dimulai sejak 2021 dan pada 2023, saat sembilan perusahaan asuransi umum bergabung dalam proyek percontohan untuk pengembangan dan penguatan platform ini.
Saat diluncurkan awal Juni, RIU Connect resmi merilis versi Beta I yang memiliki peningkatan pada antarmuka atau pengalaman pengguna (User Interface/User Experience) serta modul untuk reasuransi umum.
Fitur pembayaran langsung dalam aplikasi pun akan diluncurkan pada September 2024 dan pada Desember 2024, sehingga keseluruhan aplikasi akan saling terhubung dan siap digunakan.
Direktur Teknik Operasi Indonesia Re Delil Khairat menyatakan bahwa Indonesia Re ingin memfokuskan transformasi di tiga area, yaitu kualitas portofolio, proses bisnis, dan data, dengan teknologi digital sebagai pendorong transformasi.
Reasuransi memiliki peranan penting sebagai tulang punggung (backbone) yang menjaga kestabilan sektor keuangan, dikarenakan menjadi pihak yang melindungi dan memitigasi risiko terakhir industri asuransi.
Baca juga: Indonesia Re dorong ahli business interruption pada asuransi properti
Baca juga: Indonesia Re dukung ekspor randang UKM Sumbar
Pewarta: Abdu Faisal
Editor: Budisantoso Budiman
Copyright © ANTARA 2024