Berdasarkan keterangan yang diterima di Jakarta, Jumat, 15 penerima TPID Award, yakni:
1. TPID Provinsi Berkinerja Terbaik Kawasan Sumatera, Provinsi Kepulauan Riau;
2. TPID Provinsi Berkinerja Terbaik Kawasan Jawa-Bali, Provinsi Jawa Tengah;
3. TPID Provinsi Berkinerja Terbaik Kawasan Kalimantan, Provinsi Kalimantan Selatan;
4. TPID Provinsi Berkinerja Terbaik Kawasan Sulawesi, Provinsi Sulawesi Tenggara;
5. TPID Provinsi Berkinerja Terbaik Kawasan Nusamapua, Provinsi Nusa Tenggara Barat;
6. TPID Kabupaten/Kota Berkinerja Terbaik Kawasan Sumatera, Kota Pekanbaru;
7. TPID Kabupaten/Kota Berkinerja Terbaik Kawasan Jawa-Bali, Kota Madiun;
8. TPID Kabupaten/Kota Berkinerja Terbaik Kawasan Kalimantan, Kota Banjarmasin;
9. TPID Kabupaten/Kota Berkinerja Terbaik Kawasan Sulawesi, Kabupaten Bone;
10. TPID Kabupaten/Kota Berkinerja Terbaik Kawasan Nusamapua, Kota Mataram;
11. TPID Kabupaten/Kota Berprestasi Kawasan Sumatera, Kabupaten Tanah Datar;
12. TPID Kabupaten/Kota Berprestasi Kawasan Jawa-Bali, Kabupaten Kebumen;
13. TPID Kabupaten/Kota Berprestasi Kawasan Kalimantan, Kabupaten Kutai Kartanegara;
14. TPID Kabupaten/Kota Berprestasi Kawasan Sulawesi, Kabupaten Boalemo; dan
15. TPID Kabupaten/Kota Berprestasi Kawasan Nusamapua, Kabupaten Lombok Barat.
Baca juga: Presiden Jokowi kurban sapi untuk setiap provinsi termasuk IKN
Baca juga: Menko PMK tak yakin stunting turun di angka 0,1 persen tahun lalu
Dalam arahannya di acara tersebut, Presiden mengapresiasi kerja keras Tim Pengendalian Inflasi Pusat dan Daerah dalam mengendalikan inflasi sehingga dapat berada di angka 2,84 persen pada bulan Mei 2024.
“Saya ingin menyampaikan ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada Tim Pengendalian Inflasi Pusat dan Tim Pengendalian Inflasi daerah yang telah bekerja keras, yang telah berusaha keras untuk mengendalikan inflasi sehingga yang terakhir pada bulan Mei yang lalu inflasi kita berada di angka 2,84 persen. Ini merupakan salah satu yang terbaik di dunia,” kata Presiden.
Meski demikian, Presiden mengingatkan kepada pemerintah daerah untuk tetap waspada dan berhati-hati dengan memonitor secara langsung pertumbuhan ekonomi di lapangan. Hal ini dikarenakan dampak dari pertumbuhan ekonomi dan inflasi dirasakan secara langsung oleh rakyat.
“Sekarang inflasinya 2,84 (persen), growth, pertumbuhan ekonominya 5,11 persen. Nah, ini segar kalau seperti ini. Akan tetapi, kita harus tetap waspada, hati-hati tidak boleh lengah tantangan ke depan tidak mudah,” lanjutnya.
Pewarta: Rangga Pandu Asmara Jingga, Andi Firdaus
Editor: D.Dj. Kliwantoro
Copyright © ANTARA 2024