Opera “The Wedding Day” bercerita tentang seorang ayah serakah bernama Maeng Jinsa yang hendak menikahkan putrinya, Gabbuni, dengan seorang bangsawan bernama Mi-Eon tanpa mempertemukan mereka terlebih dahulu. Perjodohan itu direncanakan Maeng Jinsa untuk meningkatkan status keluarganya.
Akan tetapi, Mi-Eon jatuh cinta pada Ippuni, pelayan Gabbuni karena kebaikan hatinya. Untuk menikahi Ippuni, Mi-Eon sengaja menyamar dan menyebarkan rumor bahwa calon menantu Maeng Jinsa memiliki wujud tidak normal dan buruk rupa.
Baca juga: Lab Teater Ciputat pentas lagi di Jepang bawakan “Mata Air Mata”
Mengetahui calon suaminya buruk rupa, Gabbuni keras hati menolak perjodohan tersebut. Maeng Jinsa yang terlanjur malu akhirnya menyusun rencana untuk menjadikan Ippuni sebagai pengantin perempuan pengganti anaknya.
Hingga tiba saatnya hari pernikahan tiba, seluruh keluarga Maeng Jinsa berkumpul untuk melangsungkan upacara pernikahan. Gabbuni yang menolak pernikahan ini dibawa ke rumah neneknya di kota lain, sementara Ippuni telah disiapkan menjadi pengantin wanita menggantikan posisi majikannya.
Tanpa disangka, Mi-Eon tiba di rumah Maeng Jisa merupakan seorang pria yang gagah dan tampan. Maeng Jinsa yang merasa telah tertipu sangat terkejut dan mengutus pelayannya Samdoli untuk menjemput Gabbuni. Namun itu semua sudah terlambat, desakan ayah Maeng Jinsa yang tidak tahu apa-apa memaksa upacara pernikahan segera dilangsungkan.
Akhirnya Mi-Eon dan Ippuni yang saling jatuh cinta menikah dan mereka menjadi pasangan suami istri yang hidup bahagia.
Baca juga: Festival Musikal Indonesia 2023 di Jakarta usung tema legenda urban
Baca juga: Ketoprak “Sekar Pembayun” pentas perdana di Jepang
Mengusung tema budaya tradisional Korea, kisah “The Wedding Day” berlatar masyarakat bangsawan pada Dinasti Joseon. Opera ini menggambarkan pernikahan tradisional sebagai acara seremonial. Kisah opera ini menyindir budaya perjodohan dan sistem hierarki di masyarakat kuno.
Selain mengisahkan budaya pernikahan tradisional Korea, pertunjukan opera ini juga menampilkan tari tradisional serta kesenian perkusi Samdoli.
Opera ini juga memadukan unsur musik barat melalui iringan musik orkestra dari Coreana Classica Orchestra yang dipimpin oleh kondektur Yang Jinmo.
Baca juga: “Ande-Ande Lumutan” hadirkan perpaduan budaya tradisional dan modern
Pemain opera Han Eunhye sebagai Ippuni dan Kim Chulho sebagai Mi-Eon yang serasi berhasil menghadirkan nuansa romantis. Sementara Lee Saya yang berperan sebagai Samdoli membawa bumbu komedi pada pertunjukan opera ini lewat aksinya yang jenaka. Para pelakon lain juga berhasil membawakan karakter masing-masing dengan apik dan penjiwaan yang kuat.
Tokoh-tokoh kreatif di balik pertunjukan opera “The Wedding Day” antara lain Hong Jingwon sebagai pengarah artistik, Yoo Hye-Sang sebagai pengarah pertunjukan, dan Mok Euna sebagai pengarah musik.
Opera ini dibintangi oleh deretan pelakon berbakat Korea Selatan antara lain Han Eunhye, Kim Chulho, Choi Eunseok, Chang Aram, Shin Sunghee, Lee Saya, dan Kim Soyoung.
“The Wedding Day” menjadi pertunjukan opera pertama yang dipersembahkan New Seoul Opera di Indonesia. Pertunjukan tersebut digelar di Teater Besar Taman Ismail Marzuki, Jakarta Pusat sebanyak 2 kali yakni tanggal 15 dan 16 Mei 2024.
Baca juga: Mengasuh cinta dalam gelaran pertunjukan di hari raya
Pewarta: Farhan Arda Nugraha
Editor: Siti Zulaikha
Copyright © ANTARA 2024