Dalam konferensi pers di Yogyakarta, Jumat (21/6), General Manager Morazen Yogyakarta Henky Tambayong mengatakan bahwa meskipun lokasinya berada dekat dengan Yogyakarta International Airport (YIA) di Kabupaten Kulon Progo, Morazen Yogyakarta bukanlah hotel transit.
Walau ada pengunjung yang memanfaatkan layanan hotel untuk memudahkan dan mempercepat perjalanan menuju ke bandara, ia melanjutkan, tidak sedikit pelancong yang memilih Morazen Yogyakarta Hotel karena ingin melepas penat dengan menikmati kenyamanan.
“Segmentasi memang ada yang catching fisrt flight, tapi yang agak sedikit surprising ada individual guest yang datang memang untuk healing itu menduduki posisi dua teratas pengunjung dan ketiga ada government segment. Ini yang mendasari Morazen bukan hotel transit dengan fasilitas yang ditawarkan,” kata Henky.
Baca juga: Tiga BUMN bekerja sama kelola The Manohara Hotel Yogyakarta
Nama Morazen dibuat dengan menggabungkan kata “Mora” dalam bahasa Yunani yang berarti berlama-lama dan kata “Zen” dalam bahasa Jepang yang berarti ketenangan.
Dengan nama tersebut, pengguna layanan hotel diharapkan betah berlama-lama menginap dan mendapatkan ketenangan di tengah suasana alam yang asri.
“Karena happening slow living, ini mewakili zen ketentraman kenyamanan dan biar stay lama-lama di sini,” kata Litania Utami selaku manajer komunikasi pemasaran klaster dan humas hotel.
Selain dekat dengan bandara, lokasi Morazen Yogyakarta Hotel juga tidak jauh dari daerah tujuan wisata di Kulon Progo, termasuk di antaranya Pantai Glagah, Deswita Ngargosari, dan Puncak Widosari.
Baca juga: Holding BUMN pariwisata siap menata Grand Inna Malioboro
Bangunan Morazen Yogyakarta Hotel memiliki 10 lantai. Di lantai dasarnya ada lobi dengan ruang tunggu luas, kolam renang, tempat bermain anak, kafe, dan restoran.
Restoran hotel menyediakan layanan sarapan dengan beragam makanan, termasuk sup, mie bakso, dan kue dadar.
Lantai dua bangunan hotel mencakup ballroom besar yang disewakan untuk acara pertemuan hingga pernikahan.
Morazen Yogyakarta Hotel memiliki total 197 kamar, yang terdiri atas 32 kamar tipe superior, 147 kamar tipe deluxe, enam kamar tipe executive, dan 12 kamar suite dengan perlengkapan premium yang tersedia masing-masing dua unit di setiap lantai.
Hotel yang bangunannya dibuat dengan konsep minimalis dengan sentuhan budaya lokal ini juga menyediakan layanan spa dengan pemandangan Bukit Menoreh dan persawahan serta tempat menikmati musik di lantai 10.
Baca juga: Swiss-Belhotel Internasional buka hotel dekat bandara Yogyakarta
Baca juga: PHRI: Pemesanan kamar hotel di DIY terjaga seusai libur panjang
Pewarta: Fitra Ashari
Editor: Maryati
Copyright © ANTARA 2024