Dikutip dari siaran pers Kementerian Komunikasi dan Informatika, Kamis, jika rencana tersebut dijalankan, pemerintah Indonesia perlu melakukan pendaftaran penggunaan slot orbit (filing) satelit NGSO untuk orbit equatorial.
Budi Arie menekankan bahwa rencana tersebut dipertimbangkan agar Indonesia tidak hanya menjadi pengguna satelit LEO, tapi juga menjadi pengembang yang kompetitif di level global.
Baca juga: Menteri Budi Arie Ajak DCO Majukan Ekonomi Digital di Negara Berkembang
Baca juga: Menkominfo tegaskan komitmen Indonesia tingkatkan ekonomi digital
Untuk itu, Menkominfo mendiskusikan kemungkinan kerja sama dengan ITU dalam merealisasikan rencana tersebut.
Doreen menyambut hangat dan menyampaikan bahwa Indonesia dapat memproses pendaftaran lebih lanjut sesuai dengan prosedur yang ada. Dia juga terbuka untuk membangun kerja sama diantara kedua belah pihak.
Beberapa bentuk kerja sama yang dimungkinkan adalah pengembangan kapasitas (capacity building), pemanfaatan berbagai forum substantif, dan dukungan para ahli.
Budi Arie memberikan apresiasi yang tinggi atas kerja sama yang terus berjalan antara Kementerian Kominfo dan ITU. Demikian juga dengan Sekjen ITU yang menyambut hangat kolaborasi yang selama ini telah berjalan, serta pengembangan kerja sama ke depan.
Dalam pertemuan tersebut, Budi Arie didampingi oleh Wakil Tetap Republik Indonesia untuk Kantor Perserikatan Bangsa Bangsa di Jenewa, Organisasi Perdagangan Dunia, dan Organisasi Internasional lainnya Febrian A. Ruddyard.
Baca juga: BAKTI tengah timbang gunakan satelit GEO atau LEO untuk SATRIA-2
Baca juga: Satelit nano pertama karya anak bangsa Indonesia mengorbit di LEO
Pewarta: Fathur Rochman
Editor: Zita Meirina
Copyright © ANTARA 2024