“Malam Pencabut Nyawa”, melawan teror mematikan dari alam mimpi

… film ini juga menyelipkan bumbu-bumbu komedi yang sukses mencairkan ketegangan …

Jakarta (ANTARA) – Sutradara Sidharta Tata bersama rumah produksi BASE Entertainment menghadirkan film horor terbaru bertajuk “Malam Pencabut Nyawa” yang mengisahkan petualangan mencekam di alam mimpi untuk mengakhiri teror mematikan dari sebuah sosok makhluk misterius nan menyeramkan.

Film ini mengikuti kisah seorang remaja SMA di Yogyakarta bernama Respati (Devano Danendra) yang didiagnosis mengidap insomnia karena sering mengalami gangguan tidur dan kerap terbangun pada tengah malam. Ternyata hal itu disebabkan karena Respati selalu dihantui mimpi buruk tentang kedua orang tuanya yang meninggal di tangan kawanan perampok.

Mimpi buruk ini tidak hanya menghantuinya selama tidur, tetapi juga sampai mengganggu kegiatannya sehari-hari. Arwah kedua orang tua Respati dalam wujud yang mengerikan sering kali muncul, dari dia berangkat sekolah sampai kembali ke rumah.

Di lain tempat, terjadi beberapa kasus pembunuhan misterius yang tidak diketahui penyebabnya. Para korban ditemukan dalam kondisi seperti habis dicekik atau dicakar, namun tidak diketahui siapa pelakunya. Keluarga dan warga menduga kejadian ini merupakan hasil perbuatan makhluk halus.

Keanehan tak hanya berhenti sampai di situ, ternyata Respati menyaksikan para korban pembunuhan ini diseret oleh sosok makhluk misterius dalam mimpinya tepat sebelum mereka ditemukan meninggal dunia keesokan harinya.

Menyadari ada yang janggal dari kasus ini, Respati bersama sahabatnya bernama Tirta (Mikha Hernan) menyelidiki penyebab dari kasus-kasus pembunuhan ini. Respati berharap menemukan titik terang mengenai mimpi buruk yang selalu menghantuinya setiap malam.

Cuplikan adegan film “Malam Pencabut Nyawa”. ANTARA/HO-Base Entertainment

Respati dan Tirta juga mendapat bantuan dari seorang siswi baru di sekolahnya bernama Wulan (Keisha Levronka). Wulan yang juga tertarik untuk mendalami alam mimpi mengungkapkan bahwa Respati memiliki kemampuan khusus. Kemampuan itu adalah dia bisa masuk ke alam mimpi dengan kesadaran penuh.

Dari petunjuk-petunjuk yang telah dikumpulkan akhirnya membawa mereka ke sebuah upaya pencarian mencekam serta dapat mengancam nyawa, tidak hanya Respati dan kawan-kawannya tapi juga keluarga dan orang-orang tidak bersalah lainnya.

Film “Malam Pencabut Nyawa” bisa menjadi angin segar bagi genre film horor di Indonesia. Berbeda dengan film horor kebanyakan kisahnya mengusung tema budaya-budaya berbau mistis, cerita “Malam Pencabut Nyawa” lebih berfokus pada tema alam mimpi yang tetap bisa menghadirkan kesan menyeramkan dan misterius.

Kendati demikian, aspek budaya mistis tidak sepenuhnya dihilangkan dari film ini karena berperan sebagai latar belakang cerita.

Dikisahkan sosok misterius di balik teror mematikan di alam mimpi adalah seorang dukun bernama Sukma (Ratu Felisha) yang berasal dari sebuah desa di kaki Gunung Merapi. Demi mendapatkan kekuatan magis incarannya, dia sering melakukan ritual yang menumbalkan beberapa warga yang menjadi pasiennya.

Sukma terus mencari tumbal untuk tujuannya itu, bahkan ketika dia telah berpindah dari dunia manusia ke alam mimpi.

Cuplikan adegan film “Malam Pencabut Nyawa”. ANTARA/HO-Base Entertainment

Film “Malam Pencabut Nyawa” dipenuhi oleh adegan horor yang menegangkan mulai dari adegan jump scare, kesurupan, hingga kemunculan sosok hantu dan monster yang menyeramkan. Adegan horor yang mengerikan bahwa langsung ditampilkan pada bagian pembukaan atau pada 10 menit pertama film dimulai.

Tidak hanya adegan horor yang membuat penonton merinding, film “Malam Pencabut Nyawa” juga menyuguhkan adegan gore yang digambarkan secara gamblang sehingga mungkin akan terasa tidak nyaman ditonton oleh sebagian orang.

Penonton akan dibawa ikut merasakan kegelisahan yang dialami Respati sehari-hari karena mimpi buruk dan bayang-bayang sosok mengerikan yang terus menghantui dan mengancam orang-orang terdekatnya.

Selain adegan horor, film “Malam Pencabut Nyawa” juga memadukannya dengan genre aksi. Adegan aksi lebih banyak ditampilkan pada bagian akhir cerita yang menggambarkan puncak konflik pada film “Malam Pencabut Nyawa”.

Mendukung kesan mengerikan, riasan yang sangat total mengubah Ratu Felisha menjadi karakter Sukma yang dalam film dapat berubah menjadi sosok monster yang mengerikan.

Ratu Felisha menjelaskan diperlukan make up prostetik, kostum yang berat, wig panjang, hingga kuku-kuku palsu panjang untuk bertransformasi menjadi wujud monster dari Sukma.

Ratu mengaku membutuhkan waktu sampai 4 jam untuk memasang riasan termasuk menata rambut agar makin mirip dengan penggambaran Sukma yang ada di imajinasi sutradara Sidharta Tata.

Meskipun dipenuhi adegan horor yang mencekam dan beberapa adegan aksi, film ini juga menyelipkan bumbu-bumbu komedi yang sukses mencairkan ketegangan yang dirasakan penonton setelah menyaksikan banyak adegan-adegan horor.

Aksi komedian Fajar Nugra yang berperan sebagai pelayan keluarga Respati bernama Abdul memancing gelak tawa penonton lewat tingkah dan dialog jenakanya.

Cuplikan adegan film “Malam Pencabut Nyawa”. ANTARA/HO-Base Entertainment

Kisah dalam film ini terinspirasi dari novel karya Ragil J.P. berjudul “Respati“. Skenario film ini ditulis oleh Ambaridzki Ramadhantyo bersama Sidharta Tata sebagai ko-penulis.

“Malam Pencabut Nyawa” dibintangi sederet aktor muda berbakat, antara lain, Devano Danendra, Keisya Levronka, Mikha Hernan, dan komedian Fajar Nugra.

Selain mereka, deretan aktor ternama yakni Ratu Felisha, Budi Ros, dan Kiki Narendra juga termasuk dalam jejeran para pemeran film hasil kolaborasi yang ketiga antara Sidharta Tata dan BASE Entertainment itu.

Selain Indonesia, “Malam Pencabut Nyawa” juga akan ditayangkan di lebih dari 10 negara, yaitu Malaysia, Brunei, Singapura, Kamboja, Vietnam, Taiwan, Mongolia, CIS/Baltik (Rusia dan sekitarnya), dan Amerika Serikat.

Simak pertualang Respati dalam menguak hubungan antara mimpi dan rentetan kematian misterius dalam film “Malam Pencabut Nyawa” yang akan tayang perdana di bioskop Indonesia pada 22 Mei 2024.

Editor: Achmad Zaenal M

 

Editor: Achmad Zaenal M
Copyright © ANTARA 2024



Source link

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *