“Pertumbuhan ekonomi Bali semester satu 2024 itu 5,98 persen dan itu bisa tercapai karena kunjungan wisatawan, investasi dan agenda (BBTF) ini,” kata Mahendra Jaya di sela membuka pameran pariwisata BBTF di Nusa Dua, Kabupaten Badung, Bali, Kamis.
Menurut dia, pertumbuhan ekonomi di Bali pada 2023 juga tergolong tinggi mencapai 5,71 persen, atau melampaui pada 2019 atau sebelum pandemi sebesar 5,6 persen.
Selain itu, lanjut dia, potensi transaksi pameran tahunan itu yang diperkirakan mencapai Rp7,61 triliun juga mendorong geliat ekonomi Bali dan daerah lain di Indonesia.
Target realisasi itu melampaui pencapaian pada 2023 yang mencapai Rp6,7 triliun.
Baca juga: Asita Bali catat transaksi BBTF 2024 berpotensi tembus Rp8 triliun
Pada pelaksanaan pameran tahun ini sebanyak 370 pembeli dari 45 negara ikut berpartisipasi di antaranya dari negara-negara di Eropa, Afrika, Australia, dan Amerika Serikat.
Sedangkan penjual paket pariwisata mencapai 282, termasuk pelaku usaha dari delapan negara di antaranya Nepal, Timor Leste, China, Amerika Serikat, Malaysia, Afrika Selatan, Iran serta Indonesia.
Selain itu, ada juga para pelaku usaha pariwisata dari 11 provinsi di tanah air yang ikut berpartisipasi sebagai penjual di antaranya dari DKI Jakarta, NTB, Jawa Barat, Jawa Tengah, Kepulauan Riau, Yogyakarta, NTT, Bangka Belitung, Sulawesi Selatan, dan Kalimantan Timur.
Pelaku usaha itu tidak hanya perusahaan perjalanan wisata, tetapi juga ragam usaha di antaranya yang bergelut di bidang pertemuan/konferensi (MICE), penyelenggaraan kegiatan (EO), usaha pernikahan (WO) dan segmentasi korporasi.
Baca juga: Menparekraf minta BBTF bangkitkan pariwisata berkualitas berkelanjutan
Mengingat dampaknya yang besar terhadap ekonomi daerah, ia pun mengharapkan BBTF diadakan berkelanjutan.
“Saya berharap acara seperti ini terus berlanjut. Bali bisa seperti ini karena salah satunya kegiatan ini juga,” imbuhnya.
Dalam kesempatan itu, ia juga berharap semua pihak termasuk pelaku pariwisata menjaga alam dan lingkungan Bali.
Pasalnya, alam, kearifan lokal, budaya Bali yang menyatu dengan kehidupan masyarakatnya menjadi modal besar menumbuhkan sektor pariwisata Pulau Dewata.
“Itu potensi yang tidak bisa dinilai, tidak ada bandingannya jadi potensinya luar biasa,” katanya.
Pewarta: Dewa Ketut Sudiarta Wiguna
Editor: Adi Lazuardi
Copyright © ANTARA 2024