Festival yang diselenggarakan oleh Mataya Arts & Heritage itu mempertemukan para perancang tas, seniman, anggota komunitas, dan pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) yang bergerak dalam bidang ekonomi kreatif.
Menurut siaran pers penyelenggara yang diterima di Jakarta, Sabtu, ada 42 artisan dari Malang, Surabaya, Solo, Sukoharjo, Rembang, Temanggung, Semarang, Yogyakarta, Bandung, Bogor, Tangerang Selatan, Jakarta Selatan, Sumatera Barat, dan Bali yang berpartisipasi dalam festival.
FESTARA 2024 juga menghadirkan 16 UMKM dan komunitas serta 22 kelompok usaha kuliner.
Festival ini mencakup pameran tas, acara bincang-bincang bersama perancang tas, bedah buku “Tas Nusantara Melintas Waktu”, dan pemberian FESTARA Award 2024 kepada Susmirah, seorang pelestari dan pengembang kerajinan serat agel dari Kulon Progo.
Indonesia memiliki banyak produk tas etnik indah, termasuk Noken dari Papua, Anjat buatan Suku Dayak di Kalimantan Timur, Koja buatan Suku Baduy di Jawa Barat, Sepu bikinan Suku Toraja di Sulawesi Selatan, serta Saloi buatan Suku Togutil dan Taboru di Maluku.
Organisasi Pendidikan, Ilmu Pengetahuan, dan Kebudayaan Perserikatan Bangsa-Bangsa (UNESCO) pada 2012 menetapkan Noken sebagai warisan budaya dunia dan sejak saat itu tanggal 4 Desember diperingati sebagai Hari Noken Sedunia.
FESTARA 2024 merupakan bagian dari rangkaian kegiatan perayaan ulang tahun ke-78 Kota Surakarta dan ulang tahun ke-75 hubungan diplomatik Indonesia dan India.
Festival itu diharapkan dapat mendukung upaya pelestarian produk tas tradisional serta mempromosikan produk tas dalam negeri.
Baca juga: Tas buatan dalam negeri mulai merambah pasar internasional
Baca juga: Tas produksi Indonesia dipamerkan di ajang fesyen New York
Pewarta: Hreeloita Dharma Shanti
Editor: Maryati
Copyright © ANTARA 2024