“Bentuk bantuan pangan yang kami salurkan sangat dibutuhkan oleh masyarakat terdampak bencana berupa minyak goreng, ikan tuna kaleng, sarden ikan, kornet sapi, mie telur, gula pasir, dan lainnya,” kata Kepala Bapanas Arief Prasetyo Adi dalam keterangan di Jakarta, Minggu.
Arief menyebutkan, bantuan pangan disalurkan kepada 282 kepala keluarga (KK) di Desa Laingpatehi dan Desa Pumpente, Kecamatan Tagulandang, Kabupaten Siau Tagulandang Biaro, Sulawesi Utara, yang merupakan masyarakat terdampak erupsi Gunung Ruang.
Dia menuturkan bahwa terjadinya bencana alam seperti banjir, tanah longsor, dan gunung meletus menjadi perhatian pemerintah, terutama pada aspek pangan agar tidak terjadi rawan pangan bagi masyarakat terdampak.
“Sebab pangan itu kan kebutuhan dasar yang harus dipenuhi dan tidak bisa ditunda. Karena itu, kami mendorong intervensi bantuan pangan kepada masyarakat terdampak bencana melalui aksi kesiapsiagaan krisis pangan,” ujar Arief.
Menurutnya, langkah aksi kesiapsiagaan krisis pangan merupakan salah satu tugas fungsi Badan Pangan Nasional sesuai Perpres Nomor 66 Tahun 2021 yaitu pengendalian kerawanan pangan dan penyaluran bantuan pangan untuk masyarakat berpendapatan rendah dan terdampak bencana.
Dia juga mengatakan bahwa hal itu selaras dengan arahan Presiden Republik Indonesia Joko Widodo (Jokowi), ketika melakukan kunjungan kerja mengunjungi posko tanggap darurat di Agam, Sumatera Barat pada 22 Mei 2024.
“Presiden menegaskan bahwa salah satu aspek yang harus menjadi perhatian adalah ketercukupan logistik harian bagi masyarakat terdampak (bencana),” ucap Arief.
Arief mengaku bahwa aksi kesiapsiagaan krisis pangan telah dilakukan pada Kamis (20/6) di Kabupaten Sitaro, Sulawesi Utara.
Lebih lanjut Arief mengatakan, langkah aksi kesiapsiagaan pangan tidak akan berhenti di satu lokasi saja, namun dalam beberapa hari ke depan tim Badan Pangan Nasional bersinergi dengan pemerintah daerah, dinas pangan, BPBD, serta pihak terkait lainnya juga akan menyalurkan bantuan pangan.
“Seperti untuk masyarakat terdampak bencana di dua lokasi yaitu di Kabupaten Luwu Sulawesi Selatan yang mengalami bencana banjir dan tanah longsor serta di Kabupaten Agam Sumatera Barat yang mengalami bencana banjir lahar dingin,” kata Arief.
Selain bantuan masyarakat terdampak bencana, lanjut Arief, Bapanas juga menggencarkan intervensi bantuan pengendalian kerawanan pangan yang pada tahun 2024 menyasar 20 kabupaten/kota dari delapan provinsi.
Daerah itu sebagai lokus intervensi berdasarkan indikator Prevalence of Undernourishment (PoU) dan daerah rentan rawan pangan Prioritas 2-3 pada Peta Ketahanan dan Kerentanan Pangan (Food Security and Vulnerability Atlas/FSVA) Nasional Tahun 2023.
“Melalui intervensi pengendalian tersebut serta program lainnya yang bersinergi dengan seluruh stakeholder pangan, jumlah daerah rentan rawan pangan semakin menurun dan berdasarkan target FSVA menjadi 62 kabupaten/kota pada tahun 2024 ini,” kata Arief.
Ia juga mengimbau agar bantuan pangan yang disalurkan pemerintah daerah memanfaatkan sumber daya pangan lokal yang disesuaikan dengan budaya konsumsi dan kearifan lokal masyarakat serta bersinergi lintas sektor.
Baca juga: Bapanas pastikan beri penjaminan keamanan pangan segar
Baca juga: Bapanas optimalkan mobil laboratorium keliling, jamin keamanan pangan
Baca juga: Bapanas berikan mobil laboratorium keliling kepada sejumlah daerah
Pewarta: Muhammad Harianto
Editor: Biqwanto Situmorang
Copyright © ANTARA 2024