“Setelah saya diskusi dengan teman-teman. Ternyata salah satu masalah mendasar adalah pada bibit. Bukan hanya soal arealnya atau lahannya, ternyata soal bibit apa yang cocok (dengan tanah disini),” kata Bahlil dalam keterangan yang dikonfirmasi dari Jakarta, Jumat.
Pemerintah mencanangkan perkebunan tebu terintegrasi dengan industri gula, bioetanol, dan pembangkit listrik biomassa yang memerlukan fasilitasi, koordinasi, dan perizinan berusaha bagi pelaku usaha di Merauke, Papua Selatan.
Karena itu, Bahlil pada Jumat ini meninjau dari udara lokasi lahan yang disediakan seluas dua juta hektar untuk Percepatan Swasembada Gula dan Bioetanol di Kabupaten Merauke. Ke depannya, bioetanol tersebut akan dimanfaatkan sebagai bahan bakar nabati.
“Program di Merauke ini sudah beberapa kali gagal kan, ada MIFEE (Merauke Integrated Food and Energi Estate). Saya tidak ingin yang ini kemudian mengalami nasib yang sama,” katanya.
Bahlil juga mengapresiasi keseriusan perusahaan pemilik konsesi lahan yang telah membangun pusat penelitian dan pengembangan (R&D) terkait bibit dengan serius. Dengan begitu, permasalahan bibit diharapkan segera teratasi dan lahan perkebunan menjadi produktif.
“Makanya kita lihat kan ini R&D-nya luar biasa sekali. Saya baru lihat, kok mereka kerjanya teliti banget. Kita mau masuk saja ke lab dan pembibitannya harus buka sepatu, bersihkan tangan dan pakai sanitizer,” ucap Bahlil.
Lahan seluas dua juta hektar di Merauke diperkirakan nantinya dapat memproduksi dua juta ton gula/tahun sehingga diharapkan dapat menjadi substitusi impor.
Bahlil merupakan Ketua Satuan Tugas (Satgas) Percepatan Swasembada Gula dan Bioetanol di Kabupaten Merauke, Provinsi Papua Selatan, sebagaimana Keputusan Presiden (Keppres) Republik Indonesia Nomor 15 Tahun 2024.
Pembentukan Satgas tersebut bertujuan untuk melakukan percepatan pelaksanaan kegiatan investasi perkebunan terintegrasi dengan industri gula, bioetanol, dan pembangkit listrik biomassa di Kabupaten Merauke, Provinsi Papua Selatan.
Wakil Ketua Satgas itu yakni Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK) serta Menteri Agraria dan Tata Ruang (ATR)/Kepala Badan Pertanahan Nasional (BPN).
Baca juga: Bahlil sebut lahan di Merauke dialokasikan untuk kebun tebu
Baca juga: Bahlil minta investasi industri gula-bioetanol melibatkan masyarakat
Baca juga: Kemenko Perekonomian siapkan peta jalan perluasan lahan tebu
Pewarta: Indra Arief Pribadi
Editor: Biqwanto Situmorang
Copyright © ANTARA 2024