Selain itu, ANJ juga meningkatkan produksi Tandan Buah Segar (TBS) sebesar 4,8 persen menjadi 881.051 mt dibandingkan capaian tahun sebelumnya sebesar 840.581 mt.
“Dampak yang tersisa akibat penyakit tanaman akibat kelembaban tinggi di perkebunan Papua Barat Daya dan banjir di area perkebunan Sumatera Utara II karena luapan sungai di sekitarnya, masih dialami pada kuartal I-2024,” kata Direktur Keuangan ANJ Nopri Pitoy saat paparan publik di Jakarta, Rabu.
Pada kuartal I-2024, produksi TBS ANJ menurun 7,4 persen menjadi 173.226 mt. Meski mengalami penurunan, ANJ berhasil mengejar ketertinggalan produksi TBS di bulan April 2024 sehingga produksi TBS selama periode Januari-April 2024 mendekati tingkat produksi di periode yang sama tahun lalu.
Kendatipun produksi lebih rendah, ANJ mencatat peningkatan EBITDA sebesar 28,6 persen menjadi 8,5 juta dolar AS dibandingkan capaian periode yang sama tahun sebelumnya sebesar 6,6 juta dolar AS pada kuartal I 2023. Margin EBITDA pun naik menjadi 17,3 persen.
“Untuk memastikan keberlanjutan bisnis perusahaan, kami mengintegrasikan inisiatif ESG yang selalu berdampingan dengan strategi bisnis. Komitmen tersebut didasari oleh visi, misi, dan nilai-nilai perusahaan yang menjunjung tinggi keseimbangan antara aspek manusia, planet, dan kemakmuran,” jelas Direktur Utama ANJ Lucas Kurniawan.
Selain itu, ANJ juga berhasil meningkatkan skor SPOTT, sebuah platform transparansi global untuk industri kelapa sawit, menjadi 93,3 persen dari 91,1 persen di 2022. Skor ini menempatkan ANJ di peringkat kelima secara global. Sejak 2019, ANJ telah berpartisipasi dalam platform pengungkapan CDP, organisasi nirlaba internasional terkemuka yang menjalankan sistem pengungkapan lingkungan global. Pada penilaian CDP, ANJ memperoleh nilai A- untuk kategori Hutan pada unit bisnis kelapa sawit, dan nilai B untuk unit bisnis edamame pada tahun 2023.
Direktur Keuangan ANJ Nopri Pitoy mengungkapkan bahwa ANJ optimistis produksi CPO dalam jangka panjang akan terus meningkat, seiring dengan profil usia perkebunan yang masih berada pada usia produksi prima.
“Di tengah tantangan yang dihadapi, kami akan terus memaksimalkan sumber daya yang dimiliki untuk mencapai target produksi CPO sekitar 300.000 mt di tahun ini. Hal ini didukung dengan kombinasi produktivitas perkebunan inti dan peningkatan pembelian TBS dari petani eksternal. Kami memproyeksikan perbaikan kinerja produksi dalam bulan-bulan mendatang seiring dengan terselesaikannya masalah di beberapa perkebunan kami,” jelas Nopri.
Untuk mendukung target produksi tersebut, tahun ini ANJ telah menganggarkan belanja modal sebesar 36,8 juta dolar AS. Sebagian besar belanja modal ini dialokasikan untuk mendanai beberapa program yang mendukung peningkatan produktivitas perusahaan, meliputi program penanaman kembali (replanting) di perkebunan Pulau Belitung dan Sumatera Utara I, kompensasi lahan di perkebunan ANJ di Sumatra Selatan.
Kemudian laterisasi jalan, perumahan karyawan, dan pembangkit listrik untuk pabrik di perkebunan Papua Barat Daya, serta proyek peninggian dan penguatan tanggul sungai di perkebunan Sumatra Utara II untuk penanggulangan banjir.
“Kami percaya program-program tersebut akan mendukung peningkatan produktivitas kami di tahun-tahun mendatang. Dikombinasikan dengan inovasi dalam praktik agronomi, diharapkan dapat menghasilkan produktivitas yang maksimal. Selain itu, kami juga berkomitmen untuk melanjutkan program kerja sehubungan dengan strategi memitigasi dan beradaptasi terhadap perubahan iklim yang telah dijalankan ANJ sejak 2012 dengan mengintegrasikan praktik ESG ke dalam strategi bisnis perusahaan untuk mencapai target nol emisi karbon (net zero emissions) pada tahun 2030,” tutup Nopri.
Baca juga: PT Austindo anggarkan belanja modal 40 juta dolar AS pada 2023
Baca juga: ANJ bukukan pendapatan 50,88 juta dolar AS di kuartal I 2023
Baca juga: PT ANJ bangun pabrik CPO berkapasitas 2 x 45 ton/jam
Pewarta: Bayu Saputra
Editor: Guido Merung
Copyright © ANTARA 2024