Anggota DPR: Indonesia kaji keikutsertaan di aliansi BRICS



Jakarta (ANTARA) – Anggota Komisi I DPR RI Dave Laksono menyatakan Indonesia masih mengkaji keikutsertaannya dalam aliansi BRICS. yakni Brasil, Rusia, India, Tiongkok, dan Afrika Selatan.

“Indonesia masih mengkaji serta mempertimbangkan keikutsertaannya untuk menjadi anggota BRICS. Namun, Indonesia dapat memperoleh manfaat dari perdagangan dan investasi dengan negara-negara BRICS,” kata Dave Laksono dalam keterangan tertulis di Jakarta, Rabu.

Walaupun belum bergabung, kata dia, Indonesia dapat mendiversifikasi mitra dagang, mengurangi ketergantungan pada pasar tradisional dan menyebarkan risiko ekonomi, memberikan Indonesia akses ke pasar ekspor baru, dan menarik investasi ke sektor-sektor penting Indonesia, termasuk infrastruktur, manufaktur, dan jasa sehingga meningkatkan perekonomian.

Aliansi BRICS dibentuk pada tahun 2006 yang awalnya dianggap sebagai platform kerja sama ekonomi, telah berkembang menjadi entitas yang kuat yang mendorong perubahan paradigma dalam struktur kekuasaan global, dari hierarki kekuasaan tradisional dan mengantarkan era baru multipolaritas di panggung dunia.

Penegasan itu disampaikan Dave saat berpidato di International Inter-Party BRICS and Partner Countries Forum World Majority for a Multipolar World di Vladivostok, Rusia, Senin (17/6).

Selain itu, lanjut Dave, Indonesia memiliki tujuan yang sama dengan BRICS seperti menciptakan tatanan ekonomi global yang lebih adil dan mengurangi ketergantungan pada kekuatan ekonomi tradisional.

“Sebagai bagian dari ASEAN, Indonesia dapat memainkan peran penting dalam menjembatani hubungan antara Asia Tenggara dan BRICS,” ungkapnya.

Dave mengatakan bahwa Indonesia dapat menggunakan pengaruh diplomatiknya di ASEAN untuk mendorong hubungan dan kerja sama yang lebih erat dengan negara-negara BRICS.

Menurut dia, dengan mendorong integrasi ekonomi antara ASEAN dan BRICS, Indonesia dapat membantu membangun kemitraan strategis yang berfokus pada kepentingan bersama seperti pembangunan berkelanjutan, keamanan energi. dan transformasi digital, dan memperkuat hubungan antara Asia Tenggara dan BRICS sehingga berkontribusi terhadap stabilitas dan kemakmuran kawasan.

Baca juga: Menteri Luar Negeri Turki akan hadiri pertemuan BRICS+ di Rusia

Baca juga: NDB BRICS tanda tangani pinjaman nonpemerintah pertama di China

Pewarta: Fauzi
Editor: D.Dj. Kliwantoro
Copyright © ANTARA 2024



Source link

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *