“Program pengembangan dan pemberdayaan masyarakat Arutmin diharapkan dapat memberikan dampak besar terhadap pertumbuhan ekonomi di daerah setempat, meningkatkan kualitas pendidikan dan kesehatan serta meningkatkan kualitas hidup sehingga tercipta kemandirian serta kesejahteraan masyarakat,” kata Presiden Direktur BUMI Resources Adika Nuraga Bakrie dalam keterangannya di Jakarta, Kamis.
Arutmin mengungkapkan lokasi tambang Kintap memiliki kondisi tanah di sekitar tambang yang tidak subur atau disebut lahan marginal.
Salah satu desa terdekat dari operasional tambang Kintap ialah Desa Bukit Mulia, di mana sebagian besar masyarakatnya bekerja sebagai petani, pekerja kebun karet, dan kelapa sawit. Jumlah pengangguran cukup tinggi, sementara tingkat keterampilan kurang selain bertani.
Kondisi lahan marginal dianggap sebagai sebuah tantangan yang harus disiasati demi membangun kemandirian ekonomi masyarakat setempat.
Arutmin sebagai salah satu anak usaha BUMI yang juga beroperasi di wilayah tersebut, mengambil langkah cepat dengan melibatkan para pemangku kepentingan, termasuk ahli pertanian dan perwakilan masyarakat untuk mencari solusi masalah lingkungan dan pengangguran serta minimnya pendapatan masyarakat.
Arutmin menyebut menanam tanaman cymbopogon nardus atau serai wangi dapat menjadi solusi, melalui program BUMDesa Berkah Mulia sebagai Motor Desa Mandiri berbasis Sosial, Ekonomi dan Lingkungan (Bonus BBM Mode Selingan). Program itu tidak hanya fokus pada manfaat ekonomi dari budidaya serai wangi, tetapi juga berkontribusi pada upaya konservasi lingkungan.
Tanaman serai wangi dipilih berdasarkan beberapa pertimbangan, yaitu perawatan yang mudah, bisa hidup di berbagai kondisi tanah, dapat dimanfaatkan sebagai tanaman konservasi pada lahan kritis, membantu mengurangi erosi serta memberikan peluang ekonomi bagi masyarakat.
Selanjutnya, Arutmin pun melakukan penguatan kelembagaan Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) Berkah Mulia sebagai motor penggerak dalam pengembangan usaha tersebut. Tujuannya, mempersiapkan pengelolaan usaha serai wangi secara lebih matang sehingga dapat memberikan manfaat ekonomi yang signifikan bagi desa.
Serai wangi mulai dikenalkan ke masyarakat sejak 2017, mulai dari lahan marginal seluas 2 hektare yang kemudian berkembang menjadi 5,8 hektare dengan dikelola oleh empat kelompok tani.
Arutmin kemudian mendirikan pabrik penyulingan serai wangi dengan skema integrated farming system (pertanian terintegrasi) dengan tujuan zero waste, di mana mengintegrasikan kegiatan sub-sektor pertanian tanaman, ternak, dan pengelolaan serasah kering untuk meningkatkan efisiensi dan produktivitas sumber daya.
Teknologi yang digunakan dalam penyulingan berfungsi sebagai pemisah minyak atsiri dengan air yang terkandung dalam tanaman. Hasil distilasi dapat dimanfaatkan untuk kebutuhan pakan ternak.
Kemudian, minyak atsiri hasil penyulingan serai dikenal dengan citronella oil yang sangat kayak manfaat dan digunakan sebagai bahan dasar berbagai produk turunan siap pakai, di antaranya sebagai bahan baku industri sabun, parfum, kosmetik, antiseptik, aromaterapi, sebagai bahan aktif pestisida nabati, dan bahan bakar minyak.
Produk-produk turunan itu kemudian dipasarkan secara langsung di gerai-gerai produk, pameran dan penjualan langsung ke konsumen. Selain itu, juga dijual secara daring melalui situs Simantap Store sehingga dapat menjangkau lebih banyak lagi konsumen dan memperluas jangkauan pemasaran.
Arutmin sendiri bertanggung jawab atas kesejahteraan masyarakat di sekitar wilayah operasi yang terdiri atas Tambang Senakin, Satui, Batulicin, Asamasam, Kintap, dan North Pulau Laut Coal Terminal (NPLCT).
Pewarta: Benardy Ferdiansyah
Editor: Evi Ratnawati
Copyright © ANTARA 2024