Ketua Asosiasi Nusantara UMKM Kabupaten Sorong, Johny Weinad Dawan di Sorong, Senin, menjelaskan kehadiran rumah makan apung yang berada di kawasan rawa-rawa Distrik Aimas ini bagian dari komitmen asosiasi UMKM untuk memasarkan hasil produk kuliner kepada masyarakat dan sekaligus bisa meningkatkan pendapatan ekonomi melalui rumah makan apung ini.
“Dengan adanya rumah makan apung itu tentunya menjadi galeri mini untuk bisa memasarkan hasil produksi kuliner kami,” jelas dia.
Selain menghadirkan produk kuliner, juga akan ada produk UMKM lain ikut dipasarkan di rumah makan apung itu.
Menurut dia, ini merupakan satu terobosan baru dari Asosiasi Nusantara UMKM Kabupaten Sorong bagaimana meningkatkan pemasaran hasil produk kuliner dari setiap anggota sebagai bagian dari upaya untuk meningkatkan pendapatan ekonomi.
Kepala Dinas Perindustrian Perdagangan Koperasi dan UMKM Kabupaten Sorong, Marthen Pajala memberikan apresiasi kepada Asosiasi Nusantara Sorong yang telah menunjukkan kemampuan untuk menghadirkan rumah makan apung.
“Saya atas nama pemerintah memberikan apresiasi sebab pelaku UMKM Kabupaten Sorong sudah bisa bergerak maju,” ujar dia.
Ini menunjukkan bahwa pelaku UMKM yang tergabung di dalam Asosiasi Nusantara Kabupaten Sorong mampu berinisiatif untuk mencari peluang pasar agar produk-produk yang dihasilkan dari tangan kreatif bisa dilirik pelanggan.
Pemerintah Kabupaten Sorong, sebut dia, terus memberikan dukungan supaya produk yang dihasilkan itu bisa bernilai jual tinggi melalui berbagai pelatihan dan memberikan modal usaha.
“Karena sebagian besar pelaku UMKM baik yang sudah lama menjalankan usaha maupun baru, belum memahami penerapan manajerial di dalam usahanya sehingga hasilnya tidak maksimal,” jelas dia.
Berdasarkan data Dinas Perindustrian Perdagangan Koperasi Usaha Kecil dan Menengah Kabupaten Sorong, jumlah UKM sebanyak 6.735 yang terdiri dari UKM orang asli Papua sebanyak 1.525 dan non orang asli Papua 4.850.
“Jadi upaya ini tidak lain adalah keberpihakan kepada UMKM guna mendukung tumbuh kembang lebih optimal di dalam pengembangan usahanya,” kata dia.
Khusus pelaku UMKM orang asli Papua, pemerintah menyediakan Rp1,7 miliar dari dana otonomi khusus untuk pengembangan usaha mereka.
Sementara pelaku UMKM non orang asli Papua, Pemerintah memberikan kemudahan pinjaman yang bekerja sama dengan Bank Papua.
Pewarta: Yuvensius Lasa Banafanu
Editor: Evi Ratnawati
Copyright © ANTARA 2024