“Kami berharap dari pencapaian Januari hingga April ini, kita masih ada kuartal kedua dan masih juga ada semester dua rasanya kami sangat optimis pasar masih bisa lebih baik lagi,” ujar dia di sela-sela acara Daihatsu Kumpul Sahabat Bandung di kawasan Kiara Artha Park, Bandung, Jawa Barat, Minggu (3/6).
Industri otomotif menghadapi penurunan penjualan pada kuartal pertama tahun 2024.
Sri Agung mengatakan, menurut data Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (GAIKINDO), pasar otomotif mencatat penurunan penjualan retail sekitar 15 persen dalam periode Januari hingga April, sementara Daihatsu mengalami penurunan sedikit lebih baik, yaitu 14 persen.
Baca juga: Daihatsu Espass 1996 disulap jadi “campervan” enam roda
Baca juga: Fokus garap pasar Asia, Toyota hadirkan perusahaan baru TMA
Ia mengatakan terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi penurunan penjualan ini, termasuk pelemahan pertumbuhan ekonomi dan dampak Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024.
Menurut dia, banyak konsumen yang menunggu kebijakan baru dari pemerintahan yang akan datang sebelum melakukan pembelian besar seperti mobil.
Selain itu, libur Lebaran yang lebih panjang tahun ini mengurangi jumlah hari kerja efektif, yang juga berkontribusi pada penurunan penjualan.
Kenaikan suku bunga sebesar 0,25 poin juga membuat konsumen menunggu kebijakan kredit yang lebih jelas sebelum melakukan pembelian kendaraan.
“Termasuk di dalamnya mungkin yang menjadi pertimbangan pasar itu adalah adanya isu kenaikan dolar itu, jadi industri bergerak. Kurang lebih seperti itu kebijakan yang mungkin mempengaruhi daya beli,” kata dia.
Baca juga: Toyota perketat kendali terhadap Daihatsu usai skandal uji keselamatan
Baca juga: Daihatsu lanjutkan operasi semua pabrik di Jepang
Baca juga: Daihatsu bukukan penjualan 32 ribu unit mobil hingga Februari 2024
Pewarta: Fathur Rochman
Editor: Zita Meirina
Copyright © ANTARA 2024