“Jamu sebagai warisan budaya Indonesia perlu peningkatan exposure dari pemanfaatannya agar terus berkontribusi positif bagi pertumbuhan dan ketahanan ekonomi, khususnya sektor pariwisata dan ekonomi kreatif,” kata Sandiaga saat memberikan sambutan secara virtual dalam Peringatan Hari Jamu Nasional 2024 di Jakarta, Senin.
Menparekraf menyampaikan, dalam sidang ke-18 Intergovermental Committee for the Safeguarding of the Intangible Cultural Heritage di Republik Botswana yang berlangsung pada 6 Desember 2023 lalu, United Nations Educational, Scientific and Cultural Organization (UNESCO) secara resmi menetapkan jamu sebagai warisan budaya tak benda dari Indonesia.
Baca juga: Wellness tourism jadi daya pikat turis bertandang ke RI
Baca juga: ETNA garap potensi keraton untuk dukung pengembangan wisata kebugaran
Kemenparekraf bersama Dewan Jamu Indonesia (DJI) berkolaborasi agar penggunaan atau pemanfaatan jamu terus meluas di sektor pariwisata dan kalangan generasi muda.
Dengan dijadikannya jamu sebagai warisan budaya asli Indonesia, Sandiaga berharap generasi muda terus bersama-sama melestarikan budaya sehat untuk masa depan.
“Mari kita jaga Indonesia tetap sehat dan bugar. Saya konsumsi jamu, anda juga harus konsumsi jamu,” katanya.
Dalam kesempatan yang sama, Direktur Wisata Minat Khusus Kemenparekraf Itok Parikesit mengatakan bahwa pemerintah terus mendorong pemanfaatan jamu sebagai salah satu wisata kebugaran (wellness tourism).
Adapun tujuannya agar Indonesia menjadi destinasi wellness tourism sekaligus penghasil produk-produk kebugaran yang berdaya saing secara global.
“Negara tetangga kita memiliki wellness tourism juga, tetapi yakinlah Indonesia bisa menghasilkan produk-produk wellness di atas mereka,” kata Itok.
Ia mengatakan, komoditas wellness tourism di Indonesia yang tertinggi terdiri dari makanan sehat (healthy food), personal care and beauty (kecantikan), serta traditional natural medicines (obat tradisional).
Menurut dia, jamu merupakan salah satu produk yang banyak digunakan dalam wellness tourism sehingga berpotensi untuk memperkuat sektor pariwisata dan ekonomi kreatif.
Oleh karena itu, pemerintah melalui Kemenparekraf terus mengenalkan jamu sebagai bagian dari wellness tourism ketika melakukan promosi di luar negeri.
“Ini momentum kita untuk melestarikan serta mengembangkan pemanfaatan jamu sebagai warisan budaya bangsa yang tidak hanya memiliki manfaat ekonomi, tetapi juga untuk kesehatan,” ujarnya.
Baca juga: Bantul siapkan lahan untuk tanaman penghasil bahan baku industri jamu
Baca juga: Mengenal wisata jamu tradisional di Sukoharjo
Baca juga: Meramu jamu menjadi sirup dan khazanah wisata Yogyakarta
Pewarta: Adimas Raditya Fahky P
Editor: Zita Meirina
Copyright © ANTARA 2024