Penari senior Didik Nini Thowok sebagai salah satu dewan juri menyampaikan bahwa kekuatan jiwa atau soul dalam menari menjadi sebuah aspek yang perlu dimiliki oleh seorang penari.
“Setiap tarian daerah di Indonesia punya ‘soul‘ yang berbeda-beda. Jadi harus dipahami karena penting sekali,” kata Didik dalam konferensi pers Final ‘The Audition’ Pagelaran Sabang Merauke di Jakarta, Senin.
Baca juga: 50 penari berbagai daerah lolos final audisi Pagelaran Sabang Merauke
Didik mengatakan, penari yang baik perlu memahami tentang Wiraga, Wirama, dan Wirasa.
Ia menjelaskan, Wiraga berkaitan dengan gerak tari. Sedangkan Wirama berkaitan dengan irama musik dan gerak, serta Wirasa yang berarti kemampuan untuk menjiwai isi dari tari itu sendiri.
Menurut dia, tarian daerah di Jawa memiliki karakter dan gaya yang berbeda, baik di Jawa Tengah, Jawa Timur, atau Jawa Barat sehingga perlu kemampuan untuk menjiwai setiap tarian tersebut.
“Di Jawa saja berbeda-beda seperti Jawa Tengah, Timur, atau Barat. Jawa Tengah juga berbeda misalnya gaya Jogja atau Solo,” katanya.
Baca juga: Pagelaran Sabang Merauke gelar audisi untuk penari seluruh Indonesia
Pada kesempatan yang sama, dewan juri lainnya yaitu pemerhati seni Giok Hartono mengatakan bahwa penari yang baik terlihat pada gestur, ekspresi, hingga interpretasinya terhadap musik dan tarian.
“Meski penjurian dalam waktu yang singkat, dari ekspresinya saja sudah bisa terlihat,” katanya.
Musisi Isyana Sarasvati sebagai dewan juri menilai bahwa penari juga perlu memiliki sisi musikalitas dan memahami musik dengan baik.
“Pemahaman terhadap musik yang tinggi. Bagaimana mereka menari sesuai tempo yang tepat dan memberi dinamika saat pertunjukan,” kata Isyana.
Selain itu, Isyana menekankan pentingnya penari untuk memiliki ‘rasa’ sehingga sebuah pertunjukan lebih menghibur dan seolah-olah bernyawa.
Baca juga: Ratusan seniman tampil di pagelaran Sabang Merauke Pahlawan Nusantara
Selanjutnya, sutradara Pagelaran Sabang Merauke Rusmedie Agus mengatakan, penari-penari baru dengan latar belakang budaya dan genre tarian yang berbeda akan memberikan warna baru sekaligus memaksimalkan seluruh potensi dari tiap daerah.
Adapun tantangan yang dihadapi adalah bagaimana mengemas keberagaman ini dengan cara yang paling menarik dan eksekusi modern, namun tidak serta merta menghilangkan esensi atau orisinalitas dari masing-masing budayanya.
“Dengan begitu banyaknya koreografi dan musik yang akan ditampilkan, kita buat pola latihan. Bagi saya yang penting itu komunikasi yang menyenangkan, fun. Jadi fun adalah hal yang pertama kita lakukan,” katanya.
Sementara itu, koreografer Pagelaran Sabang Merauke Sandhidea Cahyo Narpati menyatakan, pihaknya mencari penari yang tidak hanya mahir dalam teknik, tetapi juga memiliki kecintaan dan apresiasi yang mendalam terhadap seni budaya Indonesia.
Baca juga: Pagelaran Sabang Merauke “Pahlawan Nusantara” segera digelar
Menurut dia, penari yang lolos audisi dan terpilih sebagai salah satu peserta Pagelaran Sabang Merauke adalah duta dari keberagaman budaya yang akan menginspirasi generasi mendatang.
“Penari-penari ini banyak yang minta belajar tari dari daerah lain sampai kita kewalahan. Antusiasme mereka patut diapresiasi,” katanya.
Diketahui, Pagelaran Sabang Merauke The Indonesian Broadway telah dipentaskan sebanyak 4 kali, yaitu pada 26 Maret 2022 di Prambanan, 4-5 Juni 2022 di Djakarta Theater, 12-13 November 2022 di Ciputra Artpreneur dan terakhir pada 19-20 Agustus 2023 di JIEXPO Convention Center & Theatre Jakarta.
Tahun ini, Pagelaran Sabang Merauke akan kembali dipentaskan di JIEXPO Convention Center & Theatre Jakarta pada tanggal 17 dan 18 Agustus 2024.
Baca juga: Pagelaran Sabang Merauke digelar lagi tahun ini, libatkan 300 seniman
Pewarta: Adimas Raditya Fahky P
Editor: Siti Zulaikha
Copyright © ANTARA 2024