Bagi banyak orang, momen itu sudah terasa seperti sebuah kemenangan besar. Ini merupakan final pertama bagi tim bulu tangkis putri Indonesia di Piala Uber sejak edisi 2008, dimana Maria Kristin, Lilyana Natsir dan kawan-kawan menantang tim China di kandang sendiri, dan kalah 0-3.
Butuh waktu lebih dari satu dekade bagi skuad yang diperkuat oleh Komang Ayu, Gregoria Mariska Tunjung, serta Ester Nurumi Tri Wardoyo, dan kawan-kawan, untuk menembus partai puncak Piala Uber lagi.
Berhasilnya tim bulu tangkis putri Indonesia untuk masuk ke rangkaian pertandingan Piala Uber 2024 di Chengdu, China, pun tidak mudah. Membutuhkan proses yang cukup panjang dan berat bagi skuad yang diisi oleh banyak pemain muda tersebut.
Berbeda dengan tim bulu tangkis putra yang lolos ke ajang Piala Thomas 2024 berdasarkan peringkat dan menyandang status unggulan, tim yang dipimpin oleh pemain ganda putri Apriyani Rahayu itu dapat berkompetisi setelah berhasil keluar sebagai semifinalis pada Kejuaraan Bulu Tangkis Beregu Asia (BATC) 2024 di Selangor, Malaysia.
Tidak ada yang menyangka bahwa para srikandi muda Tanah Air ternyata dapat membuktikan bahwa mereka bisa melangkah sangat jauh di ajang bulu tangkis beregu paling prestisius di dunia ini.
Namun, jika melihat dari bagaimana Gregoria hanya menelan satu kali kekalahan — dimana itu hanya terjadi di babak final menghadapi peraih medali emas Olimpiade Tokyo 2020 Chen Yu Fei; melihat bagaimana Apriyani Rahayu/Siti Fadia Silva Ramadhanti saling menguatkan satu sama lain setelah rehat cukup panjang karena cedera; bagaimana Ester menunjukkan kekuatan mental dan fisik yang sangat tangguh — jatuh-bangun demi menyumbangkan angka untuk Merah Putih; saat Komang Ayu melawan ketegangan yang begitu intens sebagai ujung tombak timnya … rasanya mereka sangat pantas untuk maju sebagai penantang tim raksasa di hadapan publik Tiongkok.
Baca juga: Piala Uber 2024 singkap aset besar bulu tangkis putri kita
Baca juga: Gregoria optimistis dengan generasi baru tunggal putri Indonesia
Selanjutnya: Di babak final
Editor: Junaydi Suswanto
Copyright © ANTARA 2024