Kondisi musim penghujan menjadi waktu terbaik penanaman dikarenakan apabila penanaman dilaksanakan pada musim kemarau maka padi gogo tidak akan berkembang
Banjarmasin (ANTARA) –
Menurut Pelaksana Harian (Plh) Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan (DPKP) Kalsel Imam Subarkah di Banjarbaru, Senin, program penanaman padi gogo ini ditargetkan seluas 5.572 hektare.
Ia mengatakan program tersebut dari Kementerian Pertanian (Kementan) RI untuk ketahanan pangan nasional, khususnya di Kalsel.
Untuk menyukseskan program ini, kata Imam, Pemprov Kalsel melakukan pendataan lahan di daerah-daerah di provinsi ini, khususnya yang tidak rawan banjir.
Baca juga: Pakar: Budi daya padi di lahan kelapa sawit dukung ketahanan pangan
Menurut Imam, sejauh ini terdata untuk lahan terbanyak yang mengaplikasikan program ini berada di Kabupaten Kotabaru dan Kabupaten Tanah Laut.
Dia menjelaskan penanaman padi gogo diintegrasikan dengan saat peremajaan tanaman kelapa sawit atau Program Tumpang Sisip (Tusip).
Imam mengatakan penanaman padi gogo biasanya dilaksanakan pada musim hujan, dimana sebelumnya sudah dicoba pada akhir tahun lalu di Kabupaten Tanah Laut.
Baca juga: Gapki dukung program ketahanan pangan tumpang sari sawit-padi
“Kondisi musim penghujan menjadi waktu terbaik penanaman dikarenakan apabila penanaman dilaksanakan pada musim kemarau maka padi gogo tidak akan berkembang,” terangnya.
Untuk itu pihaknya sampai saat ini masih berkoordinasi dengan pemerintah setempat untuk mengetahui lahan mana saja yang bisa dilaksanakan Program Tusip ini.
“Karena tidak semua lahan bisa langsung ditanami, perlu adanya pembersihan terlebih dahulu dan juga menyesuaikan PH tanah,” kata Imam Subarkah.
Baca juga: Kalsel tingkatkan produksi padi lewat “Kelapa Sawit Tumpang Sari”
Pewarta: Sukarli
Editor: Risbiani Fardaniah
Copyright © ANTARA 2024