Ia mengatakan ajang Piala Asia Wanita U-17 membantu mental para pemain-pemain juniornya yang sampai saat ini tidak merasakan atmosfer kompetisi atau turnamen di tanah air.
Indonesia yang dilatih pelatih asal Jepang Satoru Mochizuki babak belur pada turnamen yang digelar di Bali tersebut. Indonesia mengakhiri babak penyisihan grup sebagai juru kunci dengan mencetak satu gol dan kemasukan 27 gol, di bawah Korea Utara, Korea Selatan, dan Filipina.
Satu-satunya gol Garuda Pertiwi dicetak oleh Claudia Scheunemann pada laga pembuka saat takluk 1-6 dari Filipina.
“Dari segi mentalnya mereka sih. Karena kan dari kita kan udah mulai ketinggalan jauh ya dari negara-negara lain bahkan di ASEAN karena kita gak punya liga dan turnamen yang mengakibatkan mereka gak punya jam terbang main sama sekali jadi mereka gak punya mental untuk itu,” kata wanita 21 tahun itu ketika ditemui ANTARA pada acara bersama LALIGA Indonesia yang bertajuk ‘LALIGA Extra Time’ di Jakarta, Rabu.
Meski penampilan Garuda Pertiwi jauh dari kata memuaskan, Shafira yang merupakan penggawa timnas senior putri mengapresiasi kerja keras junior-juniornya yang menurutnya tak kenal lelah dari tiga laga melawan Filipina, Korea Selatan, dan Filipina.
“Melihatnya senang sih sama perjuangan mereka juga. Berjuang sampai akhir, mereka tak kenal lelah juga,” kata wanita kelahiran 21 April 2003 itu.
Baca juga: Zaira Kusuma janji petik pelajaran dari Piala Asia Putri U-17
Ia juga menilai langkah timnas U-17 mengikuti Piala Asia Wanita U-17 tahun ini juga merupakan langkah yang tepat agar Claudia Scheunemann mendapatkan pengalaman di panggung Asia.
“Menurut aku langkah yang cukup tepat (timnas putri U-17 mengikuti Piala Asia U-17), meskipun hasilnya belum memuaskan. Karena dilihat dari jam terbangnya juga dari Korea Selatan, Korea Utara, dan Filipina, kita masih cukup jauh,” tambahnya.
Untuk mengembangkan ekosistem sepak bola wanita di Indonesia, Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia (PSSI) mendatangkan Satoru pada 20 Februari lalu dengan segudang pengalaman dan prestasinya selama menjadi pelatih di Jepang.
Shafira pun berharap “adanya pembeda” untuk sepak bola Indonesia setelah kedatangan pelatih kelahiran 18 Mei 1964 itu, seraya juga berharap PSSI yang kini di bawah kepemimpinan Erick Thohir segera membuat kompetisi atau setidaknya turnamen untuk menampung bakat-bakat sepak bola di Indonesia.
“Semoga dari pihak PSSI bisa bikin turnamen agar bibit-bibit timnas putri Indonesia bisa lebih maju dan berkembang,” kata wanita yang mengidolakan pemain Barcelona Femini Alexia Putellas itu.
Shafira sudah memperkuat timnas putri sejak usia 14 tahun hingga kualifikasi Olimpiade Paris 2024. Sebelum fokus di dunia sepak bola, dulunya ia sempat mendalami bulu tangkis selama dua tahun bersama PB Bersatu Surabaya.
Baca juga: Erick Thohir bakal bangun sepak bola putri dari bawah
Pewarta: Zaro Ezza Syachniar
Editor: Hernawan Wahyudono
Copyright © ANTARA 2024