Beberapa di antaranya, yakni Ketua Tim Penggerak PKK Kabupaten Pulau Taliabu, Provinsi Maluku Utara Zahra Yolanda Aliong Mus dan Sri Suparni, istri Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia.
Pada kesempatan tersebut, Zahra mengaku bangga bisa membawakan busana karya desainer Wignyo Rahadi.
“Baju ini mix dari Jawa dan Songket dari Sumatera,” katanya.
Baca juga: Ibu Negara ikut meriahkan parade di HUT Dekranas
Baca juga: Desainer Wignyo Rahardi tampil di peringatan HUT Dekranas
Ia juga senang bisa membawakan karya tersebut di depan ibu Iriana Joko Widodo dan para anggota Organisasi Aksi Solidaritas Era (Oase) Kabinet Indonesia Maju.
“Terima kasih telah mempercayai saya pakai busananya dan ditampilkan di depan Ibu Iriana dan para tamu undangan,” katanya.
Sementara itu, busana karya Wignyo tersebut dinamai Besanan yang merupakan perlambangan dari bersatunya dua pihak keluarga yang diikat dalam tali perkawinan.
Sedangkan tema Besanan dalam kegiatan fashion show adalah bersatunya dua budaya, yaitu budaya Sumatera berupa kain songket dan budaya Jawa berupa kain batik dalam satu busana.
Sementara itu, terkait dengan pelaksanaan HUT ke-44 Dekranas di Solo, istri Wali Kota Surakarta Gibran Rakabuming Raka, Selvi Ananda mengaku sangat senang karena mampu memberikan dampak positif bagi Kota Solo.
“Banyak sekali, semua berdampak. Kuliner, pariwisata, semua dapat,” katanya.
Ia juga merasa terhormat bisa menjadi tuan rumah acara berskala nasional tersebut.
“Kami merasa terhormat diberikan kesempatan jadi tuan rumah kegiatan nasional. Melihat antusiasme warga, penuh semua, berjalan lancar. Cuaca cerah, tertib, bisa berjalan dengan baik,” katanya.
Baca juga: Dekranas harap “stakeholder” dukung peningkatan kapasitas pelaku UMKM
Baca juga: Kementerian Investasi-Dekranas berdayakan perempuan lewat Forum UMKM
Baca juga: Kemenperin-Dekranas beri pendampingan IKM tenun agar berdaya saing
Pewarta: Aris Wasita
Editor: Zita Meirina
Copyright © ANTARA 2024