Dinas Penerangan TNI Angkatan Laut dalam siaran resminya yang dikonfirmasi di Jakarta, Senin, menjelaskan latihan itu diawali dengan fase kapal-kapal sandar (harbour phase), yang kemudian diikuti dengan sesi pengarahan dan diskusi terkait skenario latihan.
“Adapun latihan nantinya mencakup manuver taktis, netralisasi ranjau, penyelaman bawah air, evakuasi medis udara, hingga SAR (pencarian dan pertolongan) tempur) di perairan timur Pulau Bintan dan Batam,” demikian siaran resmi Dinas Penerangan TNI AL.
Dalam latihan itu, TNI AL mengerahkan dua kapal pemburu ranjaunya, yaitu KRI Pulau Fani-731 dan KRI Pulau Fanildo-732, sementara Angkatan Laut Singapura mengerahkan juga dua kapal pemburu ranjau RSS Punggol dan RSS Bedok.
TNI AL juga mengerahkan pasukan dari Satuan Komando Pasukan Katak (Satkopaska) Armada II dan penyelam dari Dinas Penyelamatan Bawah Air (Dislambair) Armada II, sementara Singapura mengerahkan unit penyelam (NDU) dari Angkatan Laut-nya.
Dalam kesempatan terpisah, Panglima Koarmada II Laksamana Muda TNI Ariantyo Condrowibowo dalam amanat yang dibacakan Kepala Staf Koarmada (Kaskoarmada) II Laksamana Pertama TNI Isswarto menjelaskan latihan itu merupakan kesempatan mengukur kemampuan pengawak KRI, terutama dalam berburu ranjau.
“Latihan ini menitikberatkan pada kegiatan berburu ranjau dan tindakan perlawanan ranjau untuk memberi dukungan timbal balik dan tujuan bersama mengatasi krisis,” kata Pangkoarmada II dalam amanat pada apel gelar pasukan dan alutsista untuk Latma Minex Pandu 2024 yang dibacakan di Dermaga Madura Koarmada II, Ujung, Surabaya, Jawa Timur (8/5).
Dua kapal yang dikerahkan TNI AL untuk latihan itu, KRI Pulau Fani-731 dan KRI Pulau Fanildo-732 merupakan kapal pemburu ranjau buatan Jerman yang dibuat di Galangan Kapal Abeking & Resmussen, Lamwerder-Bremen. Kapal berjenis MCMV (mine counter measure vessel) itu memiliki spesifikasi panjang 61,4 meter, lebar 11,1 meter, dan bobot 1.444 ton. Kapal dapat berlayar dengan kecepatan maksimal 18 knot, kecepatan jelajah 10 knot, dan kecepatan ekonomis 10 knot.
Kapal berbahan dasar baja nonmagnetik itu dilengkapi dengan empat unit lift craft, dua unit perahu karet (rigid hull inflatable boat), degaussing system yang dapat mengurangi daya magnetik kapal, dan penggerak motor elektrik yang mampu mengurangi suara bising.
Dua kapal pemburu ranjau itu juga memiliki perangkat autonomous underwater vehicle (UAV) yang dapat mendeteksi dan mengidentifikasi kontak/objek dalam air, dan unmanned surface vessel (USV) yang berfungsi membersihkan ranjau di permukaan laut.
Ada juga remotely operated vehicle (ROV) dan peralatan sonar bawah air untuk mendeteksi ancaman di perairan dalam. Dua kapal itu mulai memperkuat TNI AL, khususnya Koarmada II, sejak Agustus 2023.
Pewarta: Genta Tenri Mawangi
Editor: Edy M Yakub
Copyright © ANTARA 2024