Apa itu hipertensi? gejala, penyebab, dan cara mengobatinya

Jakarta (ANTARA) – Hipertensi, atau yang lebih dikenal dengan sebutan tekanan darah tinggi, merupakan kondisi medis di mana tekanan darah seseorang berada di atas angka normal secara konsisten.

Kondisi ini menjadi perhatian penting karena dapat meningkatkan risiko berbagai penyakit serius, seperti penyakit jantung dan stroke.

Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), seseorang dikategorikan mengalami hipertensi jika hasil pengukuran tekanan darahnya menunjukkan angka di atas 140/90 mmHg. Pengukuran yang berulang dan konsisten di atas batas tersebut menjadi dasar diagnosis hipertensi.

Baca juga: 8 makanan sehat yang efektif turunkan tekanan darah tinggi alami

Gejala hipertensi

Sering kali, hipertensi tidak menimbulkan gejala yang jelas, sehingga kondisi ini dijuluki sebagai “silent killer” atau pembunuh diam-diam. Namun, pada kasus yang lebih parah, beberapa gejala yang mungkin muncul antara lain:

  • Sakit kepala
  • Nyeri dada
  • Kesulitan bernapas
  • Penglihatan kabur
  • Kebingungan atau kecemasan
  • Telinga berdengung
  • Mimisan​​​​​​​
  • Denyut jantung tidak teratur

Dapat diketahui, gejala-gejala tersebut biasanya muncul ketika tekanan darah mencapai angka yang sangat tinggi, seperti 180/120 mmHg atau lebih.

Baca juga: Teh jadi pilihan minuman untuk menurunkan tekanan darah

Hipertensi dapat dibedakan menjadi dua jenis berdasarkan penyebabnya:

1. Hipertensi Primer (Esensial)

Merupakan jenis hipertensi yang paling umum, di mana penyebab pastinya tidak diketahui. Faktor-faktor seperti pola makan tidak sehat, kurangnya aktivitas fisik, stres, dan faktor genetik diduga berperan dalam perkembangan kondisi ini.

2. Hipertensi Sekunder

Jenis hipertensi ini disebabkan oleh kondisi medis tertentu, seperti penyakit ginjal, gangguan tiroid, sleep apnea, tumor kelenjar adrenal, atau efek samping penggunaan obat-obatan tertentu.

Cara mengobati hipertensi

Pengobatan hipertensi bertujuan untuk menurunkan tekanan darah dan mencegah komplikasi jangka panjang. Beberapa langkah yang dapat diambil antara lain:

1. Perubahan gaya hidup sehat

– Diet sehat: Mengonsumsi makanan rendah garam, tinggi serat, dan kaya akan buah serta sayuran.

– Olahraga rutin: Melakukan aktivitas fisik minimal 30 menit setiap hari, seperti berjalan kaki, bersepeda, atau berenang.

– Berhenti merokok: Menghindari rokok dapat membantu menurunkan tekanan darah dan mengurangi risiko penyakit jantung.

– Mengelola stres: Melakukan teknik relaksasi seperti meditasi, yoga, atau pernapasan dalam untuk mengurangi stres.

– Menjaga berat badan ideal: Menurunkan berat badan jika diperlukan dapat membantu menurunkan tekanan darah.

2. Pengobatan medis

Dalam beberapa kasus, perubahan gaya hidup saja tidak cukup. Dokter mungkin akan meresepkan obat anti hipertensi untuk membantu mengontrol tekanan darah. Obat-obatan ini biasanya perlu dikonsumsi secara teratur dan seumur hidup, dengan dosis yang disesuaikan berdasarkan kondisi pasien.

Pencegahan hipertensi

Mencegah hipertensi lebih baik daripada mengobatinya. Beberapa langkah pencegahan yang dapat dilakukan antara lain:

  • Mengurangi konsumsi garam dan menjalani diet sehat
  • Mengurangi konsumsi alkohol dan kafein
  • Menurunkan berat badan jika diperlukan
  • Berhenti merokok
  • Melakukan pemeriksaan tekanan darah secara rutin

Baca juga: Apa itu hipertensi? Kenali pengertian, gejala, dan faktor risikonya

Baca juga: 6 cara konsumsi daging kurban agar aman untuk penderita hipertensi

Baca juga: Lima kebiasaan sehat membantu turunkan tekanan darah tinggi

Pewarta: M. Hilal Eka Saputra Harahap
Editor: Maria Rosari Dwi Putri
Copyright © ANTARA 2025



Source link

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *