Semua ini dalam rangka untuk membangun kerja sama di bidang kebudayaan maupun pendidikan.
Yogyakarta (ANTARA) – Duta Besar Jepang untuk Indonesia Masaki Yasushi menemui Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Sri Sultan Hamengku Buwono X di Kepatihan, Yogyakarta, Selasa, untuk membahas peluang kerja sama berbagai bidang.
“Kami tadi sempat membahas tentang potensi kerja sama antara Jepang dan Yogyakarta, termasuk renovasi fasilitas yang ada di Yogyakarta, pencegahan bencana alam, dan pertukaran pelajar antara universitas-universitas di Yogyakarta dan Jepang,” ujar Masaki Yasushi usai berdialog dengan Sultan di Gedhong Wilis, Kompleks Kepatihan, Yogyakarta, Selasa.
Kerja sama untuk menuntaskan permasalahan yang terjadi di Yogyakarta, lanjut Masaki, juga bisa dilakukan, termasuk mengatasi masalah kemacetan, pembangunan jalan tol, masalah overtourism, maupun smart city.
Untuk meningkatkan interaksi antara Jepang dan Yogyakarta, dia bersama Sri Sultan telah membahas berbagai hal secara konkret.
Kunjungan kerjanya kali ini juga bertujuan untuk melihat secara langsung apa yang bisa dikerjasamakan dengan Yogyakarta untuk meningkatkan interaksi, khususnya di bidang kebudayaan dan perkotaan.
Sejak menjadi Dubes Jepang untuk Indonesia pada bulan Oktober 2023, Masaki mengaku kali ini merupakan kunjungan kerja pertama kalinya ke daerah di Indonesia setelah dari Solo.
“Begitu mendarat di YIA (Yogyakarta International Airport), saya langsung ke sini (Kepatihan) untuk melakukan kunjungan kehormatan dengan Sri Sultan sebagai Gubernur DIY. Tadi kami sudah diskusi hubungan baik antara Indonesia dan Jepang yang sudah terjalin selama ini, termasuk kunjungan Kaisar Jepang pada tahun lalu,” kata dia.
Gubernur DIY Sri Sultan HB X mengatakan bahwa hubungan DIY dengan Jepang sudah lama terjalin.
Menurut Sultan, kerja sama yang terlama dan paling efektif telah terjalin dengan prefektur Kyoto, yakni hampir 40 tahun.
Selama ini kerja sama dengan Jepang yang terjalin, misalnya kerja sama pendidikan teknologi informasi (IT) yang sudah terealisasi pada tahun 2010—2013. Selain itu, kami juga bekerja sama dalam bentuk bantuan untuk studi pembangunan aerotropolis di DIY.
“Semua ini dalam rangka untuk membangun kerja sama di bidang kebudayaan maupun pendidikan,” kata Sri Sultan.
Sri Sultan mengatakan bahwa pada tahun 2025 akan ada perayaan 40 tahun kerja sama DIY dan Kyoto.
Seperti tahun-tahun sebelumnya, perayaan akan dilakukan dengan pengiriman delegasi dari Jepang ke DIY maupun dari DIY ke Jepang.
“Kerja sama dengan Jepang tentu bisa ditingkatkan di bidang-bidang yang lain juga,” ujar Sri Sultan.
Kepala Dinas Perizinan dan Penanaman Modal DIY Agus Priono mengatakan bahwa Sri Sultan dalam pertemuan itu mengungkapkan terima kasih dengan bantuan dari pemerintah Jepang melalui Japan International Cooperation Agency (JICA) yang telah melakukan kajian pengembangan aerotropolis di kawasan Yogyakarta International Airport (YIA).
“Usai JICA memberikan kajian aerotropolis, Pemerintah Kabupaten Kulon Progo selanjutnya memaparkan keinginan mereka terhadap pengembangan kawasan YIA ini. Tadi Mr. Masaki mengungkapkan jika pemerintah Jepang saat ini tengah meninjau kembali presentasi tersebut berdasarkan kajian yang telah dilakukan JICA,” ujar dia.
Baca juga: Jepang siap bantu Indonesia kurangi kesenjangan
Baca juga: Dubes harap parlemen Jepang perkuat perlindungan tenaga kerja WNI
Pewarta: Luqman Hakim
Editor: D.Dj. Kliwantoro
Copyright © ANTARA 2024