Mereka terdorong memilah sampah dan menyetorkannya ke bank sampah, lalu disimpan ke tabungan emas Pegadaian,
Jakarta (ANTARA) – PT Pegadaian mengambil peran untuk memberikan dampak langsung terhadap keseimbangan ekologi dan sosioekonomi di tengah masyarakat.
Salah satu program utama tanggung jawab sosial lingkungan (TJSL/CSR) dari perseroan adalah “The Gade Clean and Gold” yang mendorong masyarakat menyerahkan sampah kepada bank sampah binaan PT Pegadaian, lalu dikonversi ke dalam gramasi emas untuk ditabung. Kemudian, sampah organik dimanfaatkan sebagai pakan maggot, lilin, sabun, dan beberapa bahan layak pakai lainnya.
Upaya ini ditujukan guna mengurangi polusi dan mempromosikan ekonomi sirkular 9R (refuse, rethink, reduce, reuse, repair, refurbish, remanufacture, repurpose, dan recycle) kepada masyarakat lokal.
“Dengan adanya program edukasi ‘Memilah Sampah Menabung Emas’, kami saat ini sedang membangun persepsi masyarakat bahwa sampah merupakan barang bernilai apabila dilakukan pemilahan dan pengolahan,” kata Penanggung Jawab Bank Sampah (BS) Kenari Indah Syaifudin Zuhri.
Sebagai kepanjangan tangan PT Pegadaian, BS Kenari Indah yang berbasis di Jrebeng Wetan, Probolinggo, Jawa Timur, memberikan edukasi dan sosialisasi terkait persoalan sampah.
Beberapa materi tersebut mengenai pengelolaan sampah, manajerial bank sampah, serta pelatihan produk daur ulang sampah kepada 1.600 orang sepanjang tahun 2023 dari berbagai lembaga dan komunitas. Mulai taman kanak-kanak (TK), sekolah lanjutan tingkat atas (SLTA), Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga (PKK), hingga Ikatan Persaudaraan Haji Indonesia (IPHI).
Pada mulanya, BS Kenari Indah hanya menampung sampah dari warga dalam satu rukun tetangga (RT) dengan jumlah nasabah 35 orang. Hal ini dilakukan karena masyarakat Kota Probolinggo secara umum masih membuang seluruh sampah rumah tangga tanpa pemilahan, yang akhirnya berujung di tempat pembuangan akhir (TPA).
Dengan bantuan dari Pegadaian yang memberikan tiga kendaraan angkut dan biaya pembangunan gudang, cakupan pengumpulan sampah anorganik semakin meluas. Artinya, budaya memilah sampah dari rumah dengan prinsip 3R (reduce, reuse, serta recycle) dan menyetorkan sampah anorganik ke bank sampah sudah terbangun.
Selain itu, program “The Gade Clean and Gold” di kawasan BS Kenari Indah disebut turut menciptakan lingkungan yang semakin bersih dan asri karena penuh dengan tanaman peneduh serta indah berkat adanya tanaman bunga, mengingat sebelumnya sampah di depan rumah warga cenderung cepat penuh.
Bagi Syaifuddin, kepedulian Pegadaian atas isu lingkungan sangat luar biasa sehingga membuat para pengurus bank sampah makin semangat memberikan kontribusi terbaik dalam pengelolaan sampah. Dukungan Pegadaian juga dinilai kian mengukuhkan bahwa persoalan sampah memang urusan bersama tiga pemangku kepentingan, yakni Pemerintah, masyarakat, dan dunia usaha.
Saat ini, pihaknya mengaku bisa menjemput sampah anorganik dari masyarakat Kota Probolinggo dengan jumlah nasabah sebanyak 190 yang di dalamnya terdapat sejumlah nasabah komunitas, seperti sekolah dan perkumpulan dasawisma.
Kepala Divisi Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan PT Pegadaian Rully Yusuf mengatakan bahwa masyarakat menjadi lebih peduli dengan lingkungan dan memperoleh sumber penghasilan tambahan dari penjualan sampah karena program “The Gade Clean and Gold”. Mereka yang pada awalnya menganggap sampah daur ulang sebagai barang tak berguna dan bernilai, kini terdorong untuk mengelola sampah dengan memilah dan menyetorkan kepada bank sampah, lalu disimpan ke tabungan emas Pegadaian.
GLAM dan TGIF
Selain fokus menangani isu sampah, program utama TJSL Pegadaian lainnya adalah “Green Life Action Movement” (GLAM). Dalam program ini, Perseroan telah bekerja sama dengan organisasi nirlaba 1000 Reef Ball di Sibolga, Tapanuli Tengah, Sumatera Utara, untuk memulihkan keanekaragaman hayati laut, mengurangi dampak erosi pantai, hingga mendukung mata pencaharian komunitas lokal yang bergantung pada kehidupan laut.
Pihaknya juga fokus mendukung upaya reboisasi dan konservasi dengan melakukan penanaman bibit pohon serta mangrove di berbagai daerah Indonesia dengan melibatkan masyarakat. Misalnya, Behind Football Liga 2, yang merupakan bagian dari rangkaian kegiatan Pegadaian Liga 2 dengan agenda kegiatan TSJL, di antaranya aksi bersih indah, penanaman pohon, serta penyaluran santunan ke panti sosial.
Dalam pengolahan limbah, Pegadaian memiliki program “The Gade Integrated Farming” (TGIF) tentang ekosistem pertanian terintegrasi yang memanfaatkan limbah atau gulma di lingkungan sekitar menjadi pupuk organik padat maupun cair. Dengan begitu, masyarakat sudah tak lagi menggunakan pupuk kimia yang dapat merusak ekosistem tanah.
Sebelum program tersebut dilaksanakan, degradasi lingkungan terjadi secara signifikan di beberapa area, termasuk penurunan kualitas air, kerusakan habitat, dan lingkungan tercemar oleh kotoran ternak yang tak terkelola dengan baik, sehingga menimbulkan bau tak sedap dan merusak kualitas air. Pupuk kimia yang digunakan oleh petani secara berlebihan juga telah menurunkan kualitas lahan.
Dengan adanya program TGIF, limbah ternak dapat dikelola secara tepat, dan penggunaan pupuk kimia secara perlahan digantikan pupuk organik yang mampu memelihara kualitas lahan. Penggunaan pupuk organik turut mereduksi pengeluaran bulanan petani hingga 30 persen yang berarti membantu mereka menghematkan uang.
Secara keseluruhan, adanya ketiga program utama TJSL tersebut membuat masyarakat menjadi lebih sadar dan terlibat dalam pelestarian lingkungan, meningkatkan kualitas lingkungan hidup di sekitar mereka, dan mengurangi risiko bencana alam.
Indikator keberhasilan atas pelaksanaan “The Gade Clean and Gold”, GLAM, dan TGIF ialah menggunakan metode Social Return on Investment (SroI) untuk mengetahui nilai manfaat yang diterima oleh masyarakat penerima program. Pegadaian memakai pula Indeks Kepuasan Masyarakat (IKM) untuk mengetahui tingkat kepuasan masyarakat terhadap program yang diberikan.
Hasil dari SRoI dan IKM menjadi landasan Perseroan untuk melakukan perbaikan dan penyusunan target-target program selanjutnya apabila terdapat perubahan/output yang tak tercapai pasca-pelaksanaan ketiga program tersebut.
Sejauh ini, ketiga program itu dinyatakan sudah berjalan dengan cukup baik, mengingat sudah dilakukan evaluasi berkelanjutan melalui survei dan studi dampak sosial melalui SRoI dan IKM sebagai bentuk monitoring sebelum dan sesudah implementasi program.
“Kami juga berusaha mendengarkan feedback dari komunitas lokal dan stakeholder sebanyak mungkin. Kami perlu kolaborasi yang lebih masif lagi dari berbagai pihak, sebab keberhasilan program tidak akan dicapai tanpa dukungan dari berbagai pihak. Maka dari itu, kami mengajak kepada insan media, akademisi, pemerintah, rekan-rekan pelaku bisnis, dan masyarakat untuk berkolaborasi dalam program-program lingkungan dari PT Pegadaian,” ungkap Rully.
Ke depan, Pegadaian berkomitmen akan terus mengembangkan program-program lingkungan yang telah ada dalam rangka mendukung pemerintah mencapai net zero emission (NZE) dengan mengangkat isu terkait ekonomi sirkular maupun konservasi lingkungan, terutama mengenai ekosistem penyerap karbon.
Pihaknya juga terbuka untuk mengeksplorasi isu lingkungan lainnya yang relevan dengan kebutuhan masyarakat, seperti energi baru terbarukan hingga teknologi tepat guna. Hal ini menggambarkan bagaimana sikap Perseoran yang selalu siap mengambil peran guna mengatasi berbagai isu lingkungan yang sedang berkembang.
Editor: Achmad Zaenal M
Editor: Achmad Zaenal M
Copyright © ANTARA 2024