Berdasarkan laporan Gizmodo, penggemar mengemukakan pandangan mereka tentang penggunaan AI generatif dalam sampul karya Mattina yang ditarik, seperti Action Comics #1069 dan tuduhan itu secara cepat menyebar secara daring. Sampul baru dari artis berbeda akan diumumkan kemudian.
Mattina maupun DC belum secara resmi mengomentari masalah itu. Namun setidaknya bagi DC, mereka sudah pernah melalui masalah serupa Maret lalu, saat seniman Daxiong menerima kritik dengan AI dalam sampul buatannya.
Baca juga: Warner Bros. Animation dan DC Studios garap serial “Blue Beetle”
Saat itu, Juru bicara DC menekankan bahwa perusahaan tersebut memiliki “kebijakan lama yang menyatakan bahwa semua karya seni harus merupakan karya asli sang seniman”.
Sampul Daxiong kemudian diganti dengan sampul seniman lain tanpa adanya pemberitahuan lebih lanjut.
Penggunaan AI generatif terus menjadi topik perdebatan yang masih hangat di industri ini. Pada sejumlah kasus, seperti Marvel Studios dengan Secret Invasion atau seni generatif dalam Late Night for the Devil, respons publik terhadap itu cukup negatif.
Baca juga: Komik pertama yang perkenalkan Superman terjual senilai Rp95 miliar
Kendati ada pandangan AI memiliki potensi untuk merevolusi cara manusia menciptakan dan mengonsumsi seni, namun itu juga menimbulkan pertanyaan penting di benak penggemar dan sesama seniman tentang orisinalitas, kepemilikan, dan peran kreativitas manusia.
Seiring perkembangan teknologi, penting bagi seniman, perusahaan, dan konsumen untuk menemukan cara menggunakan AI secara bertanggung jawab dan etis.
Baca juga: Lembar komik asli “Death of Superman” laku Rp7,3 miliar
Baca juga: Karakter DC Universe bakal tampil di Webtoon
Baca juga: DC Universe Infinite fokus pada komik
Penerjemah: Abdu Faisal
Editor: Siti Zulaikha
Copyright © ANTARA 2024