Menurut pernyataan tertulis di Jakarta, penyuluhan yang digelar pada Minggu waktu setempat tersebut dihadiri seratusan ABK WNI yang bekerja di sejumlah kapal penangkap ikan berbendera Korea Selatan, Ukraina, Taiwan, dan Belize yang tengah bersandar di Cape Town.
“Selain memperkuat tali silaturahim antara ABK dan KJRI, acara ini juga menjadi forum konsultasi untuk menampung permasalahan yang dihadapi ABK guna dicarikan solusinya,” kata Konsul Jenderal RI di Cape Town, Tudiono.
Oleh karena itu, ia mendorong ABK tidak segan mengutarakan permasalahan yang dihadapi kepada pihak KJRI baik melalui aplikasi percakapan daring maupun ketika bertemu langsung, seperti saat agenda penyuluhan itu.
Sementara, Konsul Protokol dan Konsuler KJRI Cape Town Faiez Maulana dalam paparannya mengatakan, ABK harus memerhatikan masa izin tinggal sementara yang tertera di paspor mereka saat bersandar di Cape Town.
Hal itu harus diperhatikan meski setiap ABK akan dibantu oleh agen saat menangani izin tinggal sementara di kala mereka mengurus keperluan kapal untuk kembali berlayar, seperti air bersih dan makanan, yang dapat memakan waktu antara sepekan hingga sebulan.
“Kelalaian dalam memperhatikan masa izin tinggal sementara tersebut dapat menyebabkan para ABK overstay, akibatnya bisa dideportasi ke Indonesia,” kata Faiez.
Konsul Faiez turut menyarankan ABK mengunduh aplikasi daring “Safe Travel” yang dapat membantu mereka mengetahui informasi dan kondisi negara tujuan. Aplikasi tersebut memiliki fitur “tombol darurat” yang akan menghubungkan penggunanya dengan perwakilan RI terdekat jika mengalami kegawatan, ucap dia.
Selain memberi penyuluhan, KJRI Cape Town juga membagikan paket logistik berupa vitamin, alat kebersihan, jaket parasut, sepatu but, serta makanan Indonesia, kepada ABK peserta penyuluhan.
Baca juga: KJRI Cape Town gelar sosialisasi tentang Berkewarganegaraan Ganda
Baca juga: KJRI Cape Town, PWI Jatim bangun sinergitas dukung diplomasi RI-Afsel
Baca juga: ABK manfaatkan ngabuburit untuk curhat di Rumah Singgah KJRI Cape Town
Baca juga: KJRI Cape Town dampingi ABK yang alami depresi di Afrika Selatan
Pewarta: Nabil Ihsan
Editor: Guido Merung
Copyright © ANTARA 2024