“Evaluasi PUPR tahun 2023 mencatat bahwa 22 stadion perlu direnovasi. Bahkan masih banyak kabupaten dan kota yang tidak memiliki sport center sama sekali. Kalaupun ada, banyak yang kurang terawat. Padahal dampak positif dari sarana olahraga sangat menarik untuk ekonomi, termasuk peningkatan penjualan apparel, sport tourism, dan penjualan tiket pertandingan,” ujar Asisten Deputi Olahraga Masyarakat Kemenpora Suyadi Pawiro dalam keterangan tertulis yang diterima pewarta.
“Pada tingkat fasilitas masyarakat seperti sekolah juga sangat terbatas. Masih banyak sekolah yang belum punya lapangan olahraga memadai atau bahkan tidak ada sama sekali,” tambahnya.
Suyadi lantas menyebut bahwa instansinya itu saat ini sedang berupaya meningkatkan jumlah fasilitas olahraga dengan memanfaatkan ruang terbuka.
“Gagasan kami tentang ruang terbuka untuk olahraga bisa terwujud menjadi stadion hingga pemanfaatan pedestrian. Dan kami harap swasta dapat lebih banyak ambil peran,” kata Suyadi.
Niat baik Kemenpora itu disambut baik oleh PT Datra Internusa, yang telah lama berfokus pada pengembangan ruang bermain publik, tempat-tempat budaya, dan arena olahraga.
Perusahaan konstruksi ini diketahui telah berpengalaman dalam merenovasi sarana-sarana olahraga di Indonesia, seperti Stadion Utama Gelora Bung Karno, pembangunan Jakarta International Stadium, dan renovasi-renovasi di Stadion Manahan Solo dan Satdion Si Jalak Harupat Kabupaten Bandung.
“Kehadiran venue berkualitas dapat mendorong perekonomian dan aktivitas budaya masyarakat. Lewat stadion multifungsi, masyarakat bukan hanya dapat menikmati pertandingan olahraga tetapijuga event seni, konser musik, dan kegiatan hiburan lainnya. Dari kehadiran sebuah venue, kita sama-sama tahu dampak ekonominya tinggi, termasuk terhadap peningkatan perekonomian lokal,” papar Direktur PT Datra Internusa Veronica Thiodora.
Veronica juga menekankan pentingnya perencanaan yang baik untuk kapasitas dan fasilitas tribun dalam pembangunan infrastruktur olahraga. Selain itu, kemitraan dengan pihak yang memiliki pengalaman dan keahlian yang sesuai juga menjadi hal yang sangat penting untuk dapat mewujudkan venue olahraga yang layak digunakan banyak pihak.
Baca juga: Dito berharap pembangunan CYESC beri motivasi jelang Olimpiade 2024
Sementara itu Sekretaris Jenderal KOI, Wijaya Noeradi, menambahkan bahwa perencanaan fasilitas olahraga harus mengikuti prinsip keberlanjutan.
“Perencanaan pembangunan fasilitas olahraga harus sejalan dengan prinsip sustainable sehingga penggunaannya dapat berlangsung secara jangka panjang. Jangan sampai pembangunan sebuah fasilitas dilakukan hanya untuk memenuhi kebutuhan suatu event, namun setelah event fasilitas tersebut terbengkalai tidak terpakai,” ujarnya.
Wijaya juga mengingatkan bahwa opsi fasilitas olahraga temporer yang dapat dibongkar-pasang (knock down) juga bisa menjadi salah satu pilihan ideal.
“Di London ada sarana berkuda portable di tengah taman kota. Ketika event selesai, sarana tersebut bisa dibongkar dan tidak lagi menjadi beban biaya perawatan. Kita bisa mempertimbangkan konsep ini dalam pembangunan fasilitas olahraga,” pungkasnya.
Baca juga: Menpora Dito yakin pembangunan Sumut Sport Center selesai Juli
Pewarta: A Rauf Andar Adipati
Editor: Hernawan Wahyudono
Copyright © ANTARA 2024