“Semakin banyak produk-produk kekayaan intelektual di suatu negara maka korelasi pertumbuhan ekonominya menunjukkan hasil positif,” kata Menkumham Yasonna Hamonangan Laoly saat menyerahkan penghargaan kepada Unand sebagai kampus dengan jumlah kekayaan intelektual terdaftar terbanyak melalui keterangan tertulisnya yang diterima di Padang, Rabu.
Menkumham mengatakan dengan tingginya kekayaan intelektual yang didaftarkan ke Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia juga menandakan tingkat perekonomian suatu daerah tumbuh dengan baik.
Menurut Yasonna, sebagai motor penggerak pertumbuhan ekonomi, potensi kekayaan intelektual juga bisa menjadi daya saing suatu bangsa. Berbagai kajian dan pengalaman internasional mengonfirmasi korelasi antara pembangunan ekosistem intelektual dan pertumbuhan ekonomi.
Kekayaan intelektual merupakan perwujudan komitmen bersama dalam mengembangkan ekosistem kekayaan intelektual di Indonesia yang konstektual dengan visi menuju Indonesia Emas pada 2045.
Sementara itu, Ketua Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (LPPM) Unand Prof Marzuki menyebutkan pada 2023 perguruan tinggi tertua di luar Pulau Jawa itu tercatat memiliki 506 desain industri, 3.287 hak cipta, dua merek, dan 542 kekayaan intelektual berupa hak paten.
Keseluruhan paten dan ciptaan tersebut merupakan hasil penelitian dan pengabdian para dosen dan mahasiswa Unand yang dikelola oleh Pusat Kekayaan Intelektual LPPM perguruan tinggi tersebut.
“Kita harapkan jumlah paten dan ciptaan dari dosen bersama mahasiswa maupun mitra meningkat setiap tahunnya sebagai tanda semakin banyak kreasi, dan inovasi yang dilakukan,” ujar dia.
Terakhir, LPPM Unand terus mengupayakan setiap produk-produk yang dihasilkan dapat dikomersialisasikan sehingga inventor yang terlibat menerima hasil yang lebih baik, serta produk tersebut dapat dimanfaatkan masyarakat luas.
Baca juga: Kemenkumham serahkan sertifikat kekayaan intelektual pada dosen Unand
Baca juga: Rektor: Tujuh pilar utama wujudkan Unand kampus kelas dunia
Pewarta: Muhammad Zulfikar
Editor: Guido Merung
Copyright © ANTARA 2024