“IHA pada malam ini kita luncurkan di Benteng Vredeburg, salah satu situs paling bersejarah di Kota Yogyakarta dan di Indonesia,” kata Menteri Pendidikan, Kebudayaan Riset, dan Teknologi Nadiem Makarim saat acara peluncuran IHA di Yogyakarta, Kamis malam.
Nadiem mengatakan IHA dibentuk untuk me-reimajinasi museum, menjadikannya ruang komunal yang dinamis guna mendorong interaksi antara pengunjung dengan museum itu sendiri tanpa mengutamakan pencarian keuntungan dan dalam melakukan kegiatannya didasarkan pada prinsip efisiensi dan produktivitas.
Baca juga: Indonesia pamerkan artefak yang dikembalikan AS pada Oktober
Baca juga: Benteng Vredeburg bersolek untuk program wisata “Malam di Museum”
Pembentukan BLU itu sejalan dengan reformasi keuangan negara yang mengalami pergeseran sistem anggaran dari tradisional menjadi berbasis kinerja, dengan tujuan penggunaan dana pemerintah menjadi berorientasi pada output.
Salah satu tujuan IHA yakni guna peningkatan kualitas pelayanan sebagaimana diamanatkan dalam Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2017 tentang Pemajuan Kebudayaan yang di dalamnya terdapat upaya perlindungan, pengembangan, pemanfaatan dan pembinaan.
Adapun 18 museum yang kini menjadi unit yang dikelola IHA antara lain Museum Nasional, Galeri Nasional Indonesia, Museum Sumpah pemuda, Museum Perumusan Naskah Proklamasi, Museum Basoeki Abdullah, Museum Kebangkitan Nasional, Museum Batik Indonesia, Museum Kepresidenan RI Balai Kirti, dan Museum Prasejarah Semedo Tegal.
Selanjutnya, Museum Benteng Vredeburg, Museum Perjuangan, Museum Prasejarah Sangiran Krikilan, Museum Prasejarah Sangiran Dayu, Museum Prasejarah Sangiran Ngebung, Museum Prasejarah Sangiran Bukuran, Museum Prasejarah Sangiran Manyarejo, Museum Prasejarah Song Terus, Pacitan, dan Museum Islam Indonesia KH Hasyim Ashari (MINHA).
Sedangkan 34 cagar budaya nasional yang dikelola IHA antara lain Percandian Muaro Jambi, Taman Purbakala Pugung Raharjo, Benteng Marlborough, Rumah Pengasingan Soekarno, Situs Banten Lama, Situs Gunung Padang, Percandian Batujaya dan Kawasan Sangiran.
Selanjutnya Candi Borobudur, Candi Pawon, Candi Mendut, Candi Prambanan, Keraton Ratu Boko, Candi Sewu, Candi Sambisari, Candi Ijo, Candi Plaosan, Candi Sukuh, Candi Cetho, Percandian Dieng, Percandian Gedong Songo, Candi Penataran, Candi Badut, Candi Kidal, Candi Jago, Candi Singosari, Kawasan Trowulan, Candi Jabung, Benteng Rotterdam, Makam Raja-raja Tallo, Situs Leang Timpuseng, Taman Arkeologi Leang-leang, Benteng Duurstede, dan Makam Kyai Mojo.
Baca juga: IHA tinjau candi Muaro Jambi untuk jadi cagar budaya taraf global
Baca juga: MPR: Transformasi pengelolaan museum harus menjadi gerakan bersama
Baca juga: Museum berperan cetak generasi emas 2045 melalui kebudayaan
Pewarta: Abdu Faisal
Editor: Zita Meirina
Copyright © ANTARA 2024